Sosialisasi HIV/AIDS, Dinkes Aceh Utara Tekankan Pentingnya Deteksi Dini dan Penghapusan Stigma


Senin, 04 Agustus 2025 - 16.45 WIB



Aceh Utara — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS dan mendorong perilaku hidup sehat, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan HIV/AIDS secara masif di berbagai wilayah Kecamatan. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk promosi kesehatan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) yang rutin digalakkan setiap tahun.


Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.KM., melalui Kepala Bidang Pencegahan fan Pengendalian Penyakit (P2P), dr.Ferianto pada Senin, 04 Agustus 2025 menyampaikan bahwa HIV/AIDS masih menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang tingkat kesadarannya terhadap risiko penularan masih rendah.


"HIV disebabkan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dan penularannya terjadi melalui hubungan seksual tidak aman, penggunaan jarum suntik tidak steril, serta transfusi darah yang tidak terjamin keamanannya. Salah satu tantangan terbesar kita adalah masih tingginya stigma terhadap ODHA, yang menyebabkan banyak penderita enggan melakukan pemeriksaan atau pengobatan secara terbuka," ujar Ferianto dalam sambutannya saat membuka kegiatan sosialisasi di Puskesmas Lhoksukon.


Sosialisasi ini menyasar berbagai kelompok masyarakat, mulai dari remaja, ibu rumah tangga, pekerja sektor informal, hingga pelajar dan mahasiswa. Melalui pendekatan langsung, media cetak, serta penyebaran informasi lewat media digital, Dinas Kesehatan Aceh Utara berupaya menjangkau masyarakat luas dengan pesan-pesan kunci mengenai pencegahan dan penanganan HIV/AIDS.


Petugas kesehatan yang terlibat dalam kegiatan ini memberikan pemahaman tentang pentingnya perilaku seksual yang bertanggung jawab, penggunaan alat pelindung diri seperti kondom, serta pentingnya melakukan tes HIV secara sukarela dan berkala, terutama bagi mereka yang tergolong dalam kelompok berisiko tinggi.


Dalam pemaparannya, Ferianto juga menekankan bahwa HIV bukanlah vonis mati jika diketahui sejak dini. “Dengan terapi ARV (Antiretroviral), ODHA dapat hidup sehat, produktif, dan memiliki harapan hidup yang panjang seperti orang pada umumnya. Namun, semua itu sangat tergantung pada kesadaran untuk melakukan deteksi dini,” ungkapnya.


Lebih lanjut, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam menghapus stigma terhadap ODHA. “Stigma dan diskriminasi justru menjadi penghambat utama dalam upaya kita mengendalikan penyebaran HIV. ODHA adalah bagian dari masyarakat kita yang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan dukungan sosial,” tambahnya.


Kegiatan sosialisasi ini juga dirangkai dengan layanan konseling dan tes HIV secara gratis dan rahasia. Beberapa peserta bahkan langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk memeriksakan diri, yang menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan dini.


Selain itu, dalam rangkaian kegiatan tersebut, Dinas Kesehatan juga membagikan leaflet dan brosur edukatif yang menjelaskan tentang gejala umum HIV, seperti penurunan kekebalan tubuh yang progresif, infeksi berulang, dan kelelahan berkepanjangan. Materi edukasi ini disesuaikan dengan konteks lokal Aceh Utara agar lebih mudah dipahami masyarakat.


Dengan adanya program ini, Dinas Kesehatan Aceh Utara berharap kasus HIV/AIDS dapat dikendalikan secara lebih efektif, sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu kesehatan reproduksi dan penyakit menular.


“Kita ingin menciptakan lingkungan yang mendukung ODHA untuk tetap semangat menjalani pengobatan, serta mendorong masyarakat umum untuk tidak takut memeriksakan diri. Dengan kerja sama lintas sektor dan dukungan seluruh elemen masyarakat, saya yakin kita bisa menekan angka penyebaran HIV di Aceh Utara,” tutup Ferianto


Dinas Kesehatan berkomitmen untuk terus melanjutkan kegiatan serupa di berbagai kecamatan, sebagai bagian dari strategi jangka panjang pengendalian HIV/AIDS yang terintegrasi dengan program kesehatan masyarakat lainnya. (ADV)

Bagikan:
KOMENTAR