Lhoksukon - Ratusan Etnis Rohingya atau yang dikenal dengan manusia perahu padati depan kantor Bupati Aceh Utara, 24 November 2022 malam, dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Kedatangan etnis Rohingya tersebut dibawa dengan menggunakan dump truck dan diturunkan di depan kantor Bupati Aceh Utara dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, dibawah hujan rintik-rintik.
Karena tidak ada tempat yang layak untuk berteduh, akhirnya setelah berkoordinasi dengan pihak imigrasi, pihak Pemerintah Aceh Utara membawa ratusan Etnis Rohingya tersebut ke kantor imigrasi lama di punteuet yang sudah kosong dan tidak ditempati lagi.
Namun, sayangnya setelah diturunkan di sana, mereka ditolak oleh warga disana dan situasi saat itupun sempat tegang dan memanas, antara warga setempat dan para petugas satpol PP yang membawa para pengungsi Rohingya tersebut, alasan mereka menolak karena ditahun-tahun yang lalu mereka sudah pernah menampungnya, namun mereka sempat kewalahan dikarenakan tidak adanya kepedulian dari Pihak UNHCR.
Sementara itu pihak UNHCR Melarikan diri saat mau diwawancarai oleh wartawan, mereka tidak mau memberikan tanggapan saat diwawancarai mereka pun langsung masuk ke mobil dan menutup kaca mobil mereka, dan Masyarakatpun menduga bahwa kedatangan etnis Rohingya ke Aceh Utara ini tidak terlepas dari permainan UNHCR.
Sementara pihak IOM yang diwakili oleh Panji saat diwawancarai wartawan mengatakan bahwa pihaknya hanya bertugas di camp pengungsian saja dan memberikan kebutuhan dasar, supaya kebutuhan dasarnya terpenuhi, sementara di depan kantor Bupati tidak ada camp pengungsian, saat ditanyakan apakah pihak IOM akan mendirikan Camp pengungsian disitu, Panji pun menjawab tidak, pihaknya hanya melakukan opservasi dimana para pengungsi tersebut ditempatkan oleh pemerintah Daerah
Sebelumnya, 110 pengungsi Rohingya asal Negeri Myanmar ini, terdampar di pesisir pantai Meunasah Lhok, Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, 15 November lalu.
sudah 10 hari mereka berada di kantor Camat Muara Batu, setelah sebelumnya selama tiga hari berada di Meunasah Lhok. Warga juga membawa pengungsi ke kecamatan karena tidak memungkinkan tempat ibadah masyarakat ditempati pengungsi secara terus-menerus karena dapat mengganggu aktifitas ibadah masyarakat setempat.(ADV)