BKSDA Aceh Obati Gajah Terkena Jerat


Kamis, 20 September 2018 - 12.07 WIB



Banda Aceh  - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bekerja sama dengan lembaga The Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic) mengobati seekor gajah betina yang luka parah terkena jerat.

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo di Banda Aceh, Kamis, mengatakan pengobatan dilakukan ?Tim BKSDA Aceh Resort Langsa dipimpin Azharudin bersama tim dokter hewan VESSWIC yang dipimpin dokter hewan Anhar.

"Tim mengobati gajah liar yang terluka parah di kaki kiri depan karena jerat. Gajah liar tersebut dengan usia sekitar 25 tahun," tambahnya.

Gajah liar tersebut ditemukan terkena jerat setelah dua minggu dilaporkan warga terkait keberadaannya. Gajah ditemukan di Gampong Blang Tualang, Kecamatan Bireun Bayen, Kota Langsa.

Ia menyebutkan, pengobatan dilakukan setelah tim memotong jerat yang mengenai kaki gajah. Kemudian, membersihkan luka dengan memberikan antibiotik serta beberapa botol infus

"Tim terus berupa memulihkan kondisi gajah yang agak lemas. Sampai saat ini pengobatan masih berlangsung. Setelah kondisi gajah pulih dan kaki yang terkena jerat sembuh, gajah tersebut akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya," jelasnya.?

Sebelumnya, BKSDA Aceh juga merawat intensif seekor gajah jinak dan terlatih karena sakit di bagian pencernaan serta dehidrasi atau kekurangan cairan.

Gajah jinak bernama Andi dengan kelamin jantan dan berusia 30 tahun tersebut dirawat intensif di Pusat Latihan Gajah Saree (PLG), Kabupaten Aceh Besar.

"Andi yang memiliki berat 3,4 ton tersebut dirawat intensif karena sakit pencernaan, kekurangan cairan serta nafsu makan menurun," kata Rosa Rika Wahyuni, dokter BKSDA Aceh.

Andi merupakan gajah jinak dan terlatih yang selama ini ditempatkan di ?Conservation Respons Unit (CRU) Mila, Kabupaten Pidie. Andi dievakuasi ke Pusat Latihan Gajah Saree menjalani perawatan intensif. Di CRU Mila, Andi bertugas mengusir gajah liar di kawasan Pidie.

Dengan kondisi yang lemah, sebut Rosa, tim dokter BKSDA harus menginfus tersebut untuk menambah cairan gajah tersebut. Tim dokter juga berupaya meningkatkan nafsu makan dan menambah nutrisi gajah 30 tahun tersebut.

"Pencernaan Andi terganggu. Hal ini dilihat dari kotorannya berdarah. Kondisi fisik lemah. Kami terus berupaya memulihkan kesehatannya agar pulih sedia kala," tambahnya.



Sumber : Antaranews Aceh
Bagikan:
KOMENTAR