Lhoksukon - Penjabat Bupati Aceh Utara telah menyerahkan mesin pompa air untuk membantu petani dalam mengairi areal persawahan mereka di lima gampong dalam Kecamatan Meurah Mulia.
Hal itu dilakukan untuk menindaklanjuti keluhan para petani yang tidak bisa turun ke sawah karena areal persawahan mengalami kekeringan disebabkan lambannya penyelesaian pembangunan bendung Krueng Pase yang terletak di Gampong Lubok Tuwe, perbatasan Kecamatan Meurah Mulia dan Kecamatan Nibong.
Pj Bupati Azwardi didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara Erwandi, SP, MSi, Kabag Humas Setdakab Aceh Utara Muslem , SSos, Camat Meurah Mulia Andree Prayuda, SSTYP, MAP, dan Kapolsek Meurah Mulia Ipda Ramadhan, secara khusus mendatangi lokasi pembangunan bendung Krueng Pase, setelah sebelumnya menyerahkan bantuan pompa air untuk kelompok tani, Kamis, 2 Maret 2023.
Kedatangan Azwardi disambut sejumlah tokoh masyarakat Lubok Tuwe, termasuk Ketua Forum Komunikasi Peduli Petani Krueng Pase Kecamatan Meurah Mulia, Ismail Yusuf. Bantuan yang dikirim oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I itu diterima oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Lubok Tuwe pada Rabu, 1 Maret 2023.
Enam pompa air itu berukuran 3 inci, akan dimanfaatkan untuk pompanisasi sawah di lima gampong supaya masyarakat bisa menanam padi. Lima gampong itu yaitu Lubok Tuwe, Ujong Kuta Batee, Pulo Blang, Teungoh Kuta Batee, dan Gampong Beuringen. Semuanya dalam Kecamatan Meurah Mulia.
Kepada masyarakat Pj Bupati Azwardi mengharapkan agar menjaga dengan baik enam pompa air tersebut dan mengoperasikannya sesuai dengan kesepakatan bersama untuk mengairi sawah.
“Karena pembangunan bendung Krueng Pase kondisinya sudah mangkrak begini, ya kita Pemerintah Daerah saat ini terus berusaha mencari solusi agar masyaraat petani bisa terbantu, airnya bisa dialiri ke sawah,” ungkap Azwardi.
Solusi sementara, kata dia, adalah melalui pompanisasi. “Ada beberapa pompa yang akan kita fungsikan, jadi nanti mekanisme pengoperasiannya yang perlu dimusyawarahkan karena ini butuh biaya juga, dari minyaknya, dari yang jaganya, sumber airnya, kan harus dipastikan.”
Tokoh masyarakat Kecamatan Meurah Mulia, Ismail Yusuf, menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Aceh Utara, khususnya kepada Pj Bupati Azwardi yang sudah beberapa kali meninjau langsung progres pembangunan bendung Krueng Pase.
“Kami lihat Bapak Pj Bupati sudah beberapa kali di lapangan, melihat langsung kondisi bendung Krueng Pase ini, juga menyurati Pak Gubernur, menyurati Menteri PUPR ke Jakarta, ini sekarang cuma tinggal perintah dari Jakarta kepada kontraktor pemegang proyek ini menyuruh agar mengerjakan dan dituntaskan proyek ini, jika tidak dikerjakan sampai kapanpun tak kan siap,” ungkap Ismail Yusuf, yang juga Ketua Forum Komunikasi Peduli Petani Krueng Pase Kecamatan Meurah Mulia.
Kata dia, belum adanya pengairan ke sawah-sawah masyarakat telah menyebabkan keresahan panjang para petani di kawasan itu.
“Masyarakat saat ini sudah sangat-sangat susah karena sudah tiga kali tidak bisa menanam padi di 9 kecamatan. Jika ke depan penyelesaian bendung irigasi tambah satu tahun lagi, berarti dua kali lagi ke depan tidak bisa turun ke sawah, sehingga jumlahnya jadi lima kali. Coba kita bayangkan lima kali tidak bisa turun ke sawah, bagaimana menyiapkan pangan masyarakat. Ini sangat meresahkan,” ungkapnya.
Lebih jauh Ismail mengatakan yang dipersoalkan pihaknya bukanlah kapan selesainya pembangunan irigasi. “Tapi yang kami tanyakan kapan kami bisa turun ke sawah. Inilah yang sangat kami harapkan kepada pihak terkait di tingkat Pusat. Kalau Pj bupati, Pj Gubernur, memang sudah melihat langsung ke lapangan. Mohon dipercepat penbangunan irigasi Krueng Pase,” harap Ismail.(Az)