Lhoksukon - Pelatihani ini dilaksanakan dengan beberapa pertimbangn serta mencermati fenomena perkembangan keresahan masyarakat akan kehadiran wartawan yang tidak jelas Perusahaan Media, upaya pencerahan dan pedoman bagi jurnalis terhadap tugas dalam peliputan dan publis untuk masyarajat luas.
Adapun usur peserta yang hadir diantaranya Para mahasiswa, penulis pemula dan Para Kepala Sekolah di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
Acara tersebut juga ikut dihadiri Ketua DKP PWI Aceh Tarmilin usman SE,M.Si sebagai Pemateri, Drs.M. syahrir,M.I.Kom yang juga Pemateri, Koordinator PWI Aceh Sayuti yang juga Ketua PWI Lhokseumawe- Aceh Utara) Mewakili Dandim, Humas Polres Lhokseumawe, Kacabdis Aceh Utara, Kadis Kesehatan Aceh Utara, Humas PAG M.Nasir,Kabag Humas setdakab Aceh utara Hamdani ,Kabag Humas setdako Marzuki, Ketua Ikwi Aceh Sekretaris Ikwi Aceh, Ketua AJI dan Ketua IJTI, serta Para Jurnalis Aceh Uatara- Lhokseumawe
Tarmilin saat memberikan materinya mengatakan bahwa
Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat diikuti perkembangan dan diikuti perkembangan wartawan yang juga semakin pesat, organisasi wartawan di indonesia mencapai ratusan organisasi, sementara yang diakui pemerintah dari hasil Verifikasi Dewan Pers hanya PWI, AJI, IJTI dan PPWI ini yang sudah lulus verifikasi dewan pers, kata Tarmilin.
Lanjut Tarmilin, Sementara dilapangan saat ini wartawan sudah menjadi momok bagi masayrakat banyak yang mengaku wartawan, wartawan itu orang cerdas dan harus menggambarkan kecerdasannya dalam menulis sebuah berita. Kepala sekolah juga jangan sampai dibodoh-bodohi oleh segelintir oknum yang mengaku wartawan tanpa media, tutup Tarmilin.
Sementara itu Pj. Bupati Aceh Utara, Azwardi Abdullah dalam sambutannya mengapresiasi langkah PWI yang telah bekerjasama dengan pihak Kepala Sekolah perguruan tinggi sehingga dapat lahir acara Diklat ini.
"Alhamdulilah pagi yg mulia ini kami bisa bersama Para guru, mahasiswa, jurnalis, dan para pakar-pakar Pers serta tokoh Pers, hari ini kita akan menjalankan program pencerdasan bangsa bidang jurnalis, kami merasa bangga dan apresiasi untuk PWI yang telah bekerja sama dengan Kepala sekolah perguruan tinggi sehingga lahirlah acara Diklat hari ini"
"Ucapkan selamat datang di Kota Pasee Aceh Utara dan Lhokseumawe bagi para tamu provinsi."
Selanjutnya Azwardi juga menegaskan bahwa jika ada anggapan bahwa jika dekat dengan wartawan itu membuat para birokrat atau para guru menjadi repot dan susah diurus itu tidaklah benar. "Ada anggapan bahwa jika dekat dengan wartawan membuat birokrat atau para guru menjadi repot dan susah diurus, anggapan ini salah dan harus kita robah tudingan ini, wartawan selalu akan mencerdaskan bangsa memberi petunjuk yg benar, image menjust negatif harus kita robah , fenomena ini kanapa bisa terjadi padahal tugas martawan itu sangatlah mulia bisa memberikan edukasi kepada masyarakat, dan dengan tulisan wrtawan pemerintah akan memperbaiki sistem pembangunan di Aceh Utara yg kurang tepat dan menyentuh masayarakat.
Lanjutnya, Semua kita hidup dizaman digital, informasi tanpa batas sudah menjadi tanggung jawab oleh wartawan yang mengekspos berita-berita yang objektif
Seperti halnya Aceh Utara sekarang yang terus mengembangkan batik pase sebagai batik yang sudah dipatenkan, ini juga perlu kita ekspos dan promosikan hasil karya anak-anak Aceh Utara.
Kami menitik beratkan kepada kepala sekolah, Bapak ibu tidak perlu alergi dengan tugas wartawan, wartawan sudah dibekali kode etik jurnalis, sama juga dengan ASN juga punya kode etik jadi tinggal kita jalankan saja dengan menghindari gesekan degan awak media, Mari kolobiratif dengan para media, tidak ada yg perlu disembunyikan, misalnya dana Bos, APBK, otsus dan lain lain.
Oleh karena itu kita semua mari bangun jembatan hati dengan pemerintah, sembari mengajak bangun pasee ini dengan penuh ikhlas dan bermanfaat bagi masyarakat Aceh Utara- Lhokseumawe.
Kami pemerintah juga tidak menutup kemungkinan kekhilafan dalam pengelolaan pemerintah, berilah masukan kepada kami untuk memperbaiki baiknya seperrti apa, arah kebijakan yang menguntungkan masyakat di Bumi Malikussaleh ini.
Lanjutnya, Birokrasi saat ini lumayan baik termasuk teritegrasi sistem penanganan banjir, dimana dalam waktu yang tidak terlalu lama kementrian terkait langsung menurunkan Menteri ke lapangan dan membangun kembali tanggul yang rusak. akhirnya, sejumlah tanggul yg rusak dibangun oleh Kementrian PUPR.
Kedepan bagaimana kita akan menyiapkan generasi emas kita, turunkan angka stunting perlu perhatian khusus dan serius sehingga generasi kita 2045 selalu memiliki visi membangun Negeri.
Edukasi bagi masyarakat tentang stuting terus kami lakukan sampai ke pelosok-pelosok Desa, kita akan berkolaboratif dengan semua elemen Masyarakat lintas Sektoral sembari mohon doa dari para Ulama di Daerah Pasee.
Pemberitaan jalan rusak yang selama ini diangkat oleh beberapa media juga akan lebih cepat ditanggapi ditingkat provinsi dan pusat, nah ini juga bentuk bentuk mengetuk hati Para Pemangku kepentingan ditingkat lebih tinggi
Terimakasih kepada para rekan jurnalistik atas liputannya di Aceh Utara selama ini, informasi dari para sahabat wartawan sangatlah berguna dalam perencanaan pembangunan di Aceh utara.
Aceh Utara Segera harus keluar dari angka kemiskinan dan stunting serta peningkatan SDM generasi muda harus ditingkatkan, apalagi saat ini sejumlah perusahaan seda g sismic 3D, ini juga akan menyerap tenaga kerja yang memiliki SDM yang handal, mari siapkan diri untuk menyambut Pase segera produk migas, tutup Azwardi. (ADV)