GRAM Dukung Pemerintah Menaikkan Harga BBM demi Menyelamatkan APBN


Sabtu, 27 Agustus 2022 - 11.36 WIB



Lhoksukon - Gerakan Rakyat Aceh Membangun (GRAM) mendukung pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.


Kenaikan harga BBM bersubsidi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.


Ketua LSM GRAM M.Azhar, akan mendukung kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubdisi dengan syarat kenaikan harga yang pantas dan perhatikan kondisi ekonomi saat ini.


Ketua LSM GRAM dan juga mantan Ketua DPC PDIP Aceh Utara  menuturkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan harga BBM termurah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Pasalnya, sejauh ini harga BBM di Indonesia masih dibawah Negara seperti Thailand, Filipina dan Vietnam.Di Thailand harga BBM dijual RP 19,500 per liter, Vietnam RP 16,645 Per Liter,Filipina Rp 21,352 Per Liter.


Pemerintah pada Tahun 2022 telah mengeluarkan kebijakan pemberian subsidi energi sebesar Rp 502 Triliun. Ada potensi kenaikan subsidi energi sebesar Rp 198 Triliun pada akhir tahun jika Pemerintah tidak menaikkan harga BBM. Bila ini terjadi, artinya subsidi energi Indonesia menjadi RP 700 Triliun.Untuk itu, kenaikan BBM menjadi salah satu hal yang diperlukan untuk menekan angka subsidi agar tidak melonjak. Masyarakat juga diharapkan menerima kebijakan tersebut dalam membantu ketahanan ekonomi Indonesia.


Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengaku sepakat jika pemerintah memutuskan harga BBM naik. Tujuannya, guna mengurangi beban uang negara dalam menanggung subsidi dan kompensasi.


Menurut catatan, pemerintah tahun ini mengalokasikan sekitar Rp 502 triliun untuk subsidi energi dengan komposisi paling besar untuk BBM. Sementara, harga minyak dunia terus mengalami kenaikan dan disebut menjadi beban bagi APBN.


"Rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga BBM subsidi sudah tepat dan tidak terelakkan, sebagai dampak dari kenaikan harga minyak mentah dunia," kata Mamit Setiawan


Ia memandang melalui kenaikan ini dapat mengurangi beban subsidi energi yang saat ini sangat tinggi.


Dengan begitu, subsidi bisa dialihkan secara langsung kepada masyarakat miskin dan sektor lain yang membutuhkan seperti pendidikan hingga kesehatan.


"Sudah cukup saatnya kita membakar uang kita dijalan," ujarnya.

Bagikan:
KOMENTAR