Namun, Angkatan Pemuda Peduli Aceh (APPA) bersama perwakilan pemuda dari kabupaten/kota di Aceh tak segan-segan menggeruduk kembali Kantor Gubernur Aceh, Senin (25/10/2021).
Inisiator APPA, Sulthan Alfaraby, yang sebelumnya menjadi dalang aksi berjilid-jilid meminta pertanggungjawaban dana hibah Covid-19 untuk Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Aceh, kini mengirimkan kembali gerakan massa bersama pemuda untuk mengawal kemiskinan.
Alfaraby menilai, dana yang dimiliki oleh Aceh digunakan kurang tepat di tengah tingginya angka kemiskinan. Termasuk dana hibah yang pernah viral tersebut.
Dia menerangkan adanya oknum-oknum yang merusak integritas APPA dalam berjuang untuk rakyat Aceh akan dikeluarkan dari barisan. Dia menyatakan bahwa APPA akan tetap menjadi gerakan moral untuk merangkul segenap aliansi massa.
"Kami menolak mentah-mentah dana itu, karena kita tahu akan moral kita terhadap masyarakat hari ini. Saya tidak akan tinggal diam dan siap mengeluarkan para pengkhianat dalam barisan perjuangan ini," ungkapnya, Senin (25/10/2021),
Alfaraby mengungkapkan bahwa pejabat di Aceh harus dievaluasi kinerjanya secara optimal. Dia juga heran dengan dana yang berlimpah dimiliki Aceh, namun saat ini nasib Aceh masih jauh dari harapan.
"Di tengah kucuran dana berlimpah, Aceh menjadi provinsi termiskin di Sumatera. Tentu Hal ini tidak dapat ditolerir dan pejabat-pejabat perlu dievaluasi. Banyak sekali masyarakat yang hari ini butuh bantuan dari pemerintah. Wujudkan janji-janji untuk kesejahteraan masyarakat dan jangan tidur ketika rakyat sedang melarat," tegasnya.
Beliau juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap rakyat Aceh hari ini yang tidak tahu kemana harus berpangku tangan mengadu nasib, sedangkan Aceh memiliki dana Otsus untuk mengentaskan kemiskinan.
"Rakyat hari ini bingung mau berpangku tangan kemana. Dimana rasa kepedulian saudara-saudara semua yang ada di pemerintahan dan DPR? Yang kaya semakin kaya, sedangkan rakyat yang hidup susah semakin susah. Rakyat menagih janji pada hari ini," ungkapnya.
Tokoh pemuda Aceh tersebut juga mengultimatum kepada segenap elemen di Aceh bahwa pemuda hari ini masih ada dan terus berlipat ganda untuk bergerak bersama masyarakat demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan masyarakat Aceh.
"Rakyat Aceh hari ini datang bersama pemuda dan akan terus berlipat ganda melakukan pengawalan. Kita juga mengajak segenap elemen agar bersama-sama membersihkan negeri ini dari para tikus berdasi yang merugikan bangsa" ujarnya.
Sekedar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis catatan bahwa Provinsi Aceh masih bertahan sebagai provinsi termiskin di Sumatera.
Dalam data yang pernah diungkapkan BPS Aceh, Kamis (15/7/2021), jumlah penduduk miskin di Aceh periode September 2020 hingga Maret 2021 mengalami penurunan secara persentase dari 15,43% menjadi 15,33%. Namun, secara angka, masyarakat miskin di Bumi Serambi Mekah itu bertambah. (Rilis).