Ribuan Orang Unjuk rasa Tuntut Taiwan Merdeka dari Cina


Sabtu, 20 Oktober 2018 - 17.46 WIB


Ist
TAIPEI - Ribuan orang pro-kemerdekaan berunjuk rasa di ibu kota Taiwan, Taipei, Sabtu (20/10), untuk mendorong referendum bahwa negara kepulauan itu harus melepaskan diri dari Cina.


Salah satu demonstrasi terbesar di Taiwan tahun 2018 ini diorganisasi kelompok bernama Aliansi Formosa yang dibentuk enam bulan lalu.


Seperti dilaporkan kantor berita Reuters, para pedemo berkumpul di dekat kantor Presiden Tsai Ing-wen. Tsai adalah tokoh politik dari Partai Progresif Demokratis (DPP).


Juru bicara Aliansi Formosa, Kenny Chung, mengklaim unjuk rasa itu berhasil.


Adapun, seperti dilansir Channel News Asia, salah seorang pimpinan demonstrasi, Kuo Pei-horng, setiap warga Taiwan berhak menentukan nasib negara mereka.


"Setiap warga Taiwan seharusnya dapat memilih seperti apa masa depan negaranya. Ini harus menjadi keputusan sekitar 23,57 juta orang, bukan keputusan Cina," kata Kuo.


Para pengunjuk rasa menyebut Tsai harus melawan Cina dan mendorong digelarnya referendum kemerdekaan.


Sebagian pendemo membawa poster bertuliskan, "Tak ada lagi gertakan, tak ada lagi aneksasi".


Hubungan Cina dan Taiwan memburuk sejak Tsai naik ke kursi kepresidenan tahun 2016. Cina menduga Tsai hendak mendorong kemerdekaan secara resmi, hal terlarang bagi negara Tirai Bambu.


Selama ini Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang bandel, tapi tak pernah melepaskannya dari otoritas mereka.


Tahun ini Cina meningkatkan tekanan militer dan diplomatik.


Cina menggelar latihan tempur udara dan laut di sekeliling kepulauan itu serta mendesak tiga dari sejumlah pemerintahan melepaskan dukungan mereka untuk Taiwan.


Pekan lalu Tsai menyebut dia akan terus mempertahankan status quo dengan Beijing, namun juga juga berjanji meningkatkan keamanan nasional Taiwan.


Tsai berkata, Taiwan tak akan menyerah pada tekanan Cina.


Di sisi lain, Cina kesal pada rencana Taiwan mengelar referendum November mendatang, untuk memutuskan apakah akan tetap menggunakan nama Cina Taipei atau justru Taiwan pada perhelatan Olimpiade berikutnya.


Nama Cina Taipei digunakan sebagai konsekuensi kesepakatan antara kedua belah pihak pada akhir dekade 1970-an.



Sumber: Detik
Bagikan:
KOMENTAR