Misteri Diego Garcia, Pulau Asal Pesawat AS yang Nyangkut di Aceh


Sabtu, 25 Maret 2017 - 12.29 WIB


JAKARTA - Adakah yang pernah mendengar nama Diego Garcia? Ya, Diego Garcia merupakan pulau di tengah Samudera Hindia.


Berdasarkan data yang dikumpulkan detikcom, Sabtu (25/3/2017) dari berbagai sumber, pulau Diego Garcia berbentuk tapal kuda serta memiliki iklim tropis dengan hutan lebat dan pantai berpasir putih.


Pulau ini terletak di lokasi yang strategis antara Afrika Timur, Timur Tengah, dan Asia Tenggara, membuatnya menjadi aset penting untuk memasok pasukan angkatan laut dan kekuatan udara ke Asia serta Timur Tengah.


Pulau ini merupakan teritori Inggris yang disewakan kepada Amerika Serikat (AS) pada perang dingin untuk keperluan pangkalan militer terutama angkatan laut.


Untuk membuat jalan bagi pangkalan militer, sekitar 2.000 pribumi diusir secara paksa dari pulau oleh pemerintah Inggris antara 1968 dan 1973. Para penduduk pulau telah lama menggugat haknya untuk kembali ke asal mereka.


Diperkirakan pada 2014 sekitar 3.000-5.000 personel militer dan sipil tinggal di Diego Garcia, kebanyakan dari mereka merupakan militer Amerika dan Inggris. Pulau ini sempat digunakan sebagai landasan untuk misi pengeboman Irak selama Perang Teluk pertama pada tahun 1991, perang di Afghanistan pada 2001 dan Irak tahun 2003.


Kontrak 50 tahun Amerika terhadap Diego Garcia disebut berakhir pada tahun 2016 silam, namun tak ada kejelasan apakah kontrak itu diperpanjang atau tidak. Telah lama suasana misteri menyelimuti Diego Garcia dan sekitarnya.


Misteri itu sebagian karena akses ke pulau ini sangat dibatasi. Ada rumor bahwa kamp penjara AS terdapat di pulau itu selama lebih dari satu dekade, tetapi Washington telah berulang kali menjamin tidak ada penjara tersebut.


Dari data yang dirilis CIA pada 2005 disebutkan dalam sebuah konferensi pers pada 28 Agustus 1974, Presiden Ford menanggapi pertanyaan tentang perkembangan Diego Garcia, menyatakan bahwa dia menyukai ekspansi terbatas terhadap pangkalan tersebut.

Dia menambahkan bahwa Soviet kala itu sudah memiliki tiga basis operasi angkatan laut utama di Samudera Hindia.


Lebih lanjut dalam data CIA tersebut dikatakan kalau AS memiliki kepentingan yang sangat penting di Samudera India. "Kita tidak boleh ragu untuk mengirim gugus tugas angkatan laut ke Samudera (Hindia) dari waktu ke waktu untuk mendukung kepentingan itu," tulis dokumen itu.


Secara bijak disebut bahwa untuk mendukung kepentingan nasional di wilayah itu dapat dilakukan dengan cara mengembangkan dan menyebarkan kekuatan militer yang kredibel.


Diego Garcia dipercaya dapat mencapai tujuan tersebut, tanpa itu dibatasinya kemampuan angkatan laut untuk beroperasi secara efektif di Samudera Hindia secara jelas menempatkan AS pada posisi yang kurang diuntungkan dan bukan untuk kepentingan nasional.


Sebagai informasi, pesawat militer Amerika Serikat mendarat darurat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh pada Jumat (24/3) siang kemarin. Pesawat militer AS yang dipiloti oleh Joshua Bosworth tersebut mendarat darurat karena satu mesinnya tiba-tiba terbakar.


"(Rutenya) dari Diego Garcia mau ke Kaneja Jepang," kata Kadispen TNI AU Marsma Jemi Trisonjaya dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (24/3) malam. (detik.com).
Bagikan:
KOMENTAR