Penyakit Kulit Paling Berbahaya Butuh Penanganan Serius, Dinkes Aceh Utara Ingatkan Masyarakat


Jumat, 22 Agustus 2025 - 00.56 WIB



Aceh Utara — Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian serius terhadap sejumlah penyakit kulit yang dinilai berbahaya dan dapat menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang. Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.KM, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM., MKM, menegaskan bahwa penyakit kulit tidak boleh dianggap sepele karena beberapa di antaranya bersifat menular, kronis, bahkan dapat menyebabkan disabilitas permanen jika tidak segera ditangani.


Dalam keterangannya pada Kamis (21/8/2025), Samsul Bahri menyampaikan bahwa penyakit kulit seperti kusta (lepra), herpes zoster, dan infeksi jamur parah seperti kurap yang tidak diobati dengan baik merupakan penyakit kulit yang paling berbahaya dan membutuhkan penanganan medis yang tepat dan cepat.


Kusta (Lepra), Penyakit Kulit yang Dapat Sebabkan Disabilitas


Samsul Bahri menekankan bahwa kusta masih menjadi salah satu penyakit kulit yang tergolong berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan saraf dan cacat permanen. “Meski sudah jarang, kasus kusta masih kita temukan di beberapa Kecamatan. Penyakit ini harus dideteksi dan diobati sejak dini. Jika terlambat, pasien bisa mengalami kerusakan kulit, deformitas jari, dan kehilangan sensasi dianggota tubuh,” ujarnya.


Ia menjelaskan bahwa kusta menular melalui droplet pernapasan dan memerlukan kontak erat jangka panjang. Gejala awal yang harus diwaspadai masyarakat antara lain bercak putih atau kemerahan di kulit yang mati rasa, penebalan saraf, dan kelemahan otot. “Kami minta masyarakat tidak takut dan tidak malu untuk segera berobat jika ada gejala. Pengobatan kusta disediakan gratis oleh pemerintah,” tambah Samsul.


Herpes Zoster: Nyeri Kulit yang Bisa Berbahaya


Selain kusta, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara juga menyoroti bahaya penyakit kulit akibat virus varicella-zoster, yakni herpes zoster atau dikenal masyarakat sebagai “cacar ular”. Penyakit ini muncul dalam bentuk ruam merah berisi cairan yang sangat nyeri dan biasanya hanya muncul di satu sisi tubuh.


“Herpes zoster dapat menyerang siapa saja, terutama orang dewasa dengan daya tahan tubuh lemah. Komplikasi dari penyakit ini bisa sangat mengganggu, mulai dari nyeri kronis pasca-penyembuhan (postherpetic neuralgia) hingga gangguan mata jika menyerang bagian wajah,” jelas Samsul.


Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak menggaruk atau memecahkan lepuhan karena bisa memperparah infeksi dan menyebabkan luka bekas permanen. “Herpes zoster memang bukan penyakit kulit menular seperti kurap atau kusta, namun tetap memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah komplikasi,” tambahnya.


Kurap Kronis, Infeksi Jamur Kulit yang Menular


Kurap atau tinea corporis juga masuk dalam daftar penyakit kulit berbahaya jika tidak segera ditangani. Meskipun sering dianggap ringan, infeksi jamur yang satu ini bisa menyebar luas, meradang, dan bahkan bernanah jika dibiarkan. “Di beberapa wilayah dengan tingkat kebersihan rendah, kami masih menemukan kasus kurap parah yang membuat penderita terganggu aktivitasnya,” kata Samsul Bahri.


Kurap biasanya ditandai dengan bercak merah melingkar, bersisik, dan terasa gatal. Penyakit ini sangat menular melalui kontak langsung maupun barang yang terkontaminasi. “Penting untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, tidak berbagi pakaian atau handuk, serta segera berobat jika mengalami gejala,” imbuhnya.


Ajakan Hidup Bersih dan Tidak Stigma terhadap Penderita


Samsul Bahri mengajak masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala awal penyakit kulit dan segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Ia juga menekankan pentingnya hidup bersih, menjaga sanitasi, dan menerapkan etika kebersihan pribadi, terutama di lingkungan padat penduduk.


“Penyakit kulit tidak hanya berdampak fisik tetapi juga psikologis karena bisa menyebabkan rasa malu, rendah diri, dan dikucilkan. Kita harus menghilangkan stigma terhadap penderita dan memberikan dukungan agar mereka bisa sembuh dan kembali produktif,” tegasnya.


Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara juga telah menginstruksikan seluruh puskesmas dan kader kesehatan di desa-desa untuk aktif melakukan penyuluhan, deteksi dini, dan rujukan segera terhadap kasus-kasus penyakit kulit yang mencurigakan. Upaya ini diharapkan dapat menekan angka penderita dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan kulit.


“Penyakit kulit yang berbahaya bukan hanya soal penampilan, tapi bisa berdampak pada kualitas hidup. Mari kita bersama-sama mencegah dan menangani penyakit kulit dengan cepat, tanpa stigma, dan dengan semangat gotong royong,” pungkas kabid Kesehatan Masyarakat Samsul Bahri. (ADV)

Bagikan:
KOMENTAR