Dinas Kesehatan Aceh Utara Gencarkan Sosialisasi Bahaya Scabies di Lingkungan Padat Penduduk


Senin, 21 Juli 2025 - 18.28 WIB



Aceh Utara — Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara menggelar sosialisasi mengenai bahaya penyakit kulit Scabies atau lebih dikenal dengan nama gudik, yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Sosialisasi ini ditujukan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di lingkungan padat penduduk seperti pondok pesantren, asrama, dan pemukiman warga. Senin, 21 Juli 2025


Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.KM., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM., menjelaskan bahwa Scabies merupakan penyakit kulit menular yang sangat mengganggu kualitas hidup masyarakat, terutama anak-anak dan remaja yang tinggal di fasilitas komunal.


“Scabies bukan hanya sekadar penyakit kulit biasa. Penyakit ini sangat menular melalui kontak langsung maupun penggunaan pakaian, selimut, atau handuk bersama. Dalam kondisi tertentu, terutama di lingkungan yang tidak higienis dan padat penduduk, penyebarannya bisa sangat cepat,” tegas Samsul Bahri.


Scabies ditandai dengan gejala utama berupa gatal hebat yang biasanya memburuk di malam hari, munculnya bintik merah, serta iritasi di lipatan tubuh seperti sela jari, ketiak, selangkangan, dan pinggang. Tungau penyebab scabies menggali terowongan di bawah permukaan kulit untuk bertelur, yang kemudian menimbulkan respons alergi dan iritasi hebat pada tubuh penderitanya.


Menurut data Dinas Kesehatan, kasus scabies di Aceh Utara dalam beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan, khususnya di wilayah pesantren dan asrama. Hal ini dipicu oleh kurangnya kesadaran menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, serta masih adanya kebiasaan penggunaan pakaian atau alat tidur secara bergantian.


Sebagai langkah antisipatif, Dinas Kesehatan Aceh Utara melalui puskesmas dan kader kesehatan gampong terus melakukan edukasi langsung kepada masyarakat. Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan di sekolah dan pondok pesantren, pemeriksaan kulit massal, serta pembagian brosur mengenai cara pencegahan scabies.


“Kita ajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan. Gunakan pakaian dan alat tidur pribadi, jangan berbagi handuk atau baju, dan segera periksa ke puskesmas jika mengalami gejala gatal yang tidak kunjung sembuh,” lanjut Samsul.


Pemerintah kabupaten juga akan melibatkan lintas sektor, termasuk dinas pendidikan, tokoh agama, dan perangkat gampong, untuk mendukung gerakan pencegahan scabies secara menyeluruh. Tujuannya agar kasus serupa tidak terus berulang, terutama di lingkungan yang memiliki risiko tinggi.


Dalam penanganan kasus yang telah ditemukan, Dinas Kesehatan memberikan pengobatan berbasis salep permethrin dan antihistamin untuk meredakan gatal. Pengobatan massal juga akan diberikan jika ditemukan lebih dari satu kasus dalam satu komunitas, untuk memutus rantai penularan.


Dinas Kesehatan Aceh Utara mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke puskesmas terdekat jika mendapati gejala scabies, dan tidak mengobati sendiri tanpa anjuran tenaga medis. Edukasi dan kepedulian bersama dinilai sebagai kunci utama dalam memutus mata rantai penularan penyakit ini.


“Mari kita jaga kebersihan bersama, baik di rumah, sekolah, maupun tempat tinggal bersama. Scabies bisa dicegah jika kita saling peduli dan memahami cara penularannya,” tutup Samsul Bahri.


Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Aceh Utara terhadap pentingnya kebersihan dan kesehatan kulit, serta menekan angka penularan scabies di wilayah padat penduduk.(ADV)

Bagikan:
KOMENTAR