Dinkes Aceh Utara Sosialisasikan Bahaya Penyakit Kurap dan Tingkat Penyebarannya di Masyarakat


Kamis, 17 Juli 2025 - 16.39 WIB



Aceh Utara — Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit kulit kurap (Tinea/Dermatofitosis), seiring meningkatnya kasus infeksi kulit tersebut di beberapa wilayah padat penduduk. 


Sosialisasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai langkah utama dalam mencegah penyebaran penyakit kulit menular ini.


Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.KM., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM., 17 Juli 2025 menyampaikan bahwa kurap merupakan infeksi kulit akibat jamur dermatofit yang sangat mudah menyebar, terutama di wilayah dengan tingkat kelembapan tinggi, sanitasi buruk, dan kepadatan penduduk yang tinggi.


“Penyakit kurap tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman karena rasa gatal dan iritasi, tetapi juga berisiko menyebar dengan cepat melalui kontak langsung maupun tidak langsung, seperti melalui pakaian, handuk, atau lantai yang terkontaminasi,” ujar Samsul Bahri.


Kurap memiliki gejala khas berupa bercak melingkar, bersisik, kemerahan, dan terasa gatal. Penyakit ini sering muncul di bagian tubuh seperti tangan, kaki, kepala, dan selangkangan. Infeksi ini kerap menyerang anak-anak, remaja, serta individu yang tinggal di lingkungan padat dan tidak higienis.


Dari hasil pemantauan Dinas Kesehatan Aceh Utara melalui puskesmas-puskesmas di berbagai kecamatan, ditemukan peningkatan jumlah kasus kurap dalam tiga bulan terakhir. Beberapa daerah yang tercatat sebagai wilayah dengan laporan terbanyak termasuk Lhoksukon, Tanah Jambo Aye, dan Matangkuli.


“Kami menemukan bahwa faktor lingkungan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan pribadi sangat memengaruhi peningkatan kasus ini,” lanjut Samsul.


Samsul juga menjelaskan tempat seperti pesantren dan Dayah sangat rentan penyakit kulit termasuk kurap, karena kapasitas bilik dengan jumlah santri yang tidak standar sehingga kontak langsung  antara yang berpenyakit kulit dengan yang sehat sulit tidak dapat dihindari.


Sebagai upaya penanggulangan, Dinkes Aceh Utara gencar melakukan edukasi di sekolah-sekolah, Gampong-Gampong, dan pusat layanan kesehatan masyarakat. Edukasi difokuskan pada pentingnya mencuci tangan secara rutin, menjaga kebersihan tubuh, tidak berbagi barang pribadi, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala kurap.


Selain itu, kampanye pencegahan juga dilakukan melalui penyuluhan rutin oleh tenaga promosi kesehatan, serta distribusi brosur dan media visual yang menjelaskan bahaya dan cara mencegah penyebaran kurap.


“Kami mengimbau masyarakat agar tidak menganggap remeh penyakit kulit seperti kurap. Jika dibiarkan, infeksi ini bisa meluas dan menulari anggota keluarga lainnya,” tegas Samsul.


Dalam menangani penyebaran kurap, Dinkes juga mendorong keterlibatan aktif kepala keluarga dan aparatur gampong untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Kepala keluarga diminta memperhatikan kebersihan anak-anak, terutama mereka yang sering bermain di luar rumah atau berinteraksi dalam kelompok besar.


Sementara itu, pemerintah gampong diimbau untuk mendukung program pembersihan lingkungan secara rutin dan menyediakan fasilitas sanitasi yang layak bagi masyarakat.


Dengan meningkatnya kasus penyakit kulit seperti kurap di Aceh Utara, Dinas Kesehatan berharap masyarakat dapat lebih peduli terhadap kesehatan kulit dan lingkungan sekitarnya. Sosialisasi dan pencegahan menjadi kunci utama dalam menekan penyebaran penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat.


“Jangan tunggu parah, segera periksa ke puskesmas jika mengalami gejala. Kurap bisa disembuhkan, tapi yang lebih penting adalah mencegahnya agar tidak menyebar,” pungkas Samsul Bahri.


Di tambahkan juga untuk pesantren dan Dayah yg rentan penyakit kulit termasuk kurap karena kapasitas bilik dgn jumlah santri yg tidak standar sehingga kontak langsung  antara yg berpenyakit kulit dgn yg sehat sulit di hindari. (ADV)

Bagikan:
KOMENTAR