Aceh Utara – Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi penularan penyakit kulit, terutama pada musim pancaroba dan saat cuaca ekstrem seperti musim panas dan musim hujan. Penyakit kulit seperti scabies (gudik), kurap, panu, dan infeksi jamur kulit lainnya masih menjadi salah satu gangguan kesehatan yang cukup umum terjadi di masyarakat, terutama di wilayah dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M. KM melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM., MKM., menyampaikan bahwa kasus penyakit kulit yang muncul akibat kebersihan diri yang kurang baik, lingkungan yang lembab, dan penggunaan barang pribadi secara bersama-sama perlu mendapat perhatian lebih.
“Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan tubuh, pakaian, dan lingkungan tempat tinggal. Penyakit kulit bukan hanya soal estetika, tetapi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, penularan pada orang lain, hingga infeksi serius jika tidak ditangani dengan baik,” ujarnya.
Menurut data yang dihimpun dari beberapa puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Aceh Utara, dalam beberapa bulan terakhir terdapat peningkatan keluhan masyarakat terkait penyakit kulit, terutama dari kalangan anak-anak dan remaja.
“Kami mencatat ada lonjakan ringan dalam kasus scabies dan infeksi jamur kulit, terutama di daerah yang padat penduduk dan memiliki akses terbatas terhadap air bersih,” lanjut Samsul Bahri.
Pihak Dinas Kesehatan juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kebiasaan mencuci tangan, mandi secara teratur, mengganti pakaian bersih setiap hari, serta tidak berbagi handuk, selimut, atau pakaian dengan orang lain adalah langkah-langkah dasar yang sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit kulit.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala penyakit kulit seperti gatal-gatal, ruam, bercak putih atau merah, hingga luka di kulit yang tak kunjung sembuh.
“Jangan malu untuk berobat, karena penanganan dini sangat penting untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah atau menular ke anggota keluarga lainnya,” kata Samsul Bahri.
Dinkes Aceh Utara juga telah menginstruksikan kepada seluruh UPTD Puskesmas di kecamatan-kecamatan untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat melalui penyuluhan langsung, kegiatan Posyandu, serta kampanye kebersihan lingkungan digampong-gampong. Program edukasi ini menjadi bagian dari strategi promotif dan preventif yang digalakkan oleh Dinas Kesehatan dalam menekan angka kejadian penyakit menular maupun tidak menular di tingkat masyarakat.
“Pencegahan jauh lebih baik dan lebih murah daripada pengobatan. Karena itu, melalui program kesehatan berbasis masyarakat, kami mendorong kerja sama lintas sektor—termasuk dengan pemerintah gampong, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat—untuk membangun budaya hidup bersih dan sehat,” jelasnya.
Tak hanya itu, Samsul Bahri juga menyampaikan bahwa penyakit kulit sering kali dianggap sepele, padahal dampaknya bisa besar bagi kesehatan anak-anak usia sekolah, produktivitas kerja orang dewasa, hingga kesejahteraan keluarga secara umum.
“Kita harus ubah paradigma bahwa penyakit kulit adalah hal biasa. Semua penyakit perlu perhatian dan penanganan tepat,” tambahnya.
Sebagai bentuk konkret, Dinkes Aceh Utara akan melanjutkan program pemeriksaan kesehatan keliling, termasuk pemeriksaan kulit secara gratis di beberapa titik desa yang memiliki angka kasus tinggi. Kegiatan ini akan melibatkan tim medis dari puskesmas, serta pemberian salep atau obat-obatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Kolaborasi dan kepedulian bersama adalah kunci. Kami berharap masyarakat semakin sadar dan peduli terhadap kebersihan dan kesehatan kulit, demi menciptakan generasi yang sehat dan produktif,” tutup Samsul Bahri.(ADV)