Aceh Utara — Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara mengeluarkan himbauan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap beberapa jenis penyakit kulit yang berbahaya, terutama yang bersifat menular dan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Himbauan ini disampaikan langsung oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., MKM., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM., MKM pada Kamis, 16 Juli 2025 kepada media ini.
Menurut data kesehatan daerah serta berdasarkan pola kasus yang sering ditemukan di wilayah tropis seperti Aceh Utara, terdapat beberapa penyakit kulit yang perlu diwaspadai karena memiliki tingkat penularan tinggi, menyebabkan komplikasi, atau memerlukan penanganan khusus.
“Penyakit kulit bukan hanya persoalan gatal atau iritasi semata. Beberapa di antaranya bisa menular dengan cepat dan menimbulkan beban kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan,” ujar Samsul Bahri.
Berikut ini adalah tujuh jenis penyakit kulit yang paling diwaspadai di Aceh Utara:
1. Kurap (Tinea / Dermatofitosis)
Infeksi jamur yang sangat menular ini sering menyerang kulit tangan, kaki, kepala, dan selangkangan. Ciri khasnya berupa bercak melingkar, bersisik, gatal, dan kemerahan. Kurap mudah menyebar di lingkungan padat, lembap, dan tidak higienis.
2. Scabies (Gudik)
Disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei, scabies menimbulkan gatal hebat terutama di malam hari, bintik merah, dan iritasi pada lipatan tubuh. Penyakit ini kerap menyebar di pondok pesantren, asrama, dan pemukiman padat akibat kontak langsung atau penggunaan pakaian bersama.
3. Impetigo
Infeksi bakteri kulit yang sering menyerang anak-anak ini sangat menular. Gejalanya berupa lepuhan berisi cairan yang mudah pecah, menyebabkan luka terbuka. Impetigo umum ditemukan di sekolah atau tempat ramai dengan sanitasi yang buruk.
4. Eksim (Dermatitis Atopik atau Kontak)
Meski tidak menular, eksim dapat bersifat kronis dan menyiksa. Faktor pemicu seperti debu, detergen, dan bahan kimia bisa memperburuk kondisi kulit yang kering, gatal, merah, dan pecah-pecah.
5. Psoriasis
Penyakit autoimun ini menyebabkan bercak kulit tebal, bersisik, dan terasa gatal atau nyeri. Psoriasis bukan penyakit menular, namun memerlukan pengobatan jangka panjang karena bisa mengganggu kenyamanan hidup penderita.
6. Herpes Zoster (Cacar Ular)
Disebabkan oleh virus varicella-zoster, herpes zoster ditandai dengan ruam menyakitkan, lepuhan berkelompok, dan sensasi terbakar. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
7. Lepra (Kusta)
Meski tergolong jarang, kasus kusta masih ditemukan di beberapa wilayah Aceh. Gejalanya berupa bercak putih mati rasa, penebalan kulit, hingga kerusakan saraf. Jika tidak segera ditangani, lepra dapat menyebabkan disabilitas permanen.
Langkah-Langkah Pencegahan dari Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan Aceh Utara telah menyiapkan beberapa langkah untuk menekan penyebaran penyakit kulit, antara lain:
Penyuluhan dan edukasi rutin di sekolah-sekolah, pesantren, dan gampong mengenai pentingnya kebersihan kulit.
Pemeriksaan kesehatan kulit secara berkala di seluruh puskesmas.
Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah penyakit menular dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Distribusi obat-obatan dan salep antijamur/antiparasit bagi penderita kurap, gudik, dan penyakit kulit menular lainnya.
Pelatihan kader kesehatan gampong agar mampu mendeteksi dini gejala penyakit kulit dan merujuk ke layanan kesehatan.
Plt. Kadinkes Jalaluddin menekankan bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan. “Kami berharap masyarakat tidak menganggap remeh penyakit kulit. Segera periksa ke puskesmas jika muncul gejala seperti gatal berkepanjangan, bercak aneh di kulit, atau ruam yang menyebar,” ujarnya.
Dengan kolaborasi antara masyarakat, petugas kesehatan, dan pemerintah daerah, diharapkan angka kejadian penyakit kulit di Aceh Utara dapat ditekan secara signifikan. (ADV)