Pj Bupati Aceh Utara Puji Integrated Farming di Seumirah dan Blang Rheu


Jumat, 16 September 2022 - 01.22 WIB



Lhoksukon - Penjabat Bupati Aceh Utara Azwardi, AP, MSi, secara khusus mendatangi lokasi usaha pertanian terpadu (integrated farming) yang dimiliki Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) di Gampong Seumirah Kecamatan Nisam Antara dan Gampong Blang Rheu Kecamatan Baktiya Barat, Rabu, 14 September 2022.



Kunjungan itu dilakukan secara bersahaja sekaligus untuk memberikan apresiasi atas keberhasilan dua BUMG ini mengembangkan usaha pertanian terpadu di gampong masing-masing, yang sekarang telah beromzet ratusan juta rupiah setiap kali panen. Bahkan Azwardi mengajak gampong-gampong lain di Aceh Utara untuk belajar bagaimana pengelolaan dana desa yang prospektif secara ekonomi ke Gampong Seumirah dan Gampong Blang Rheu.



BUMG Beudoh Beusaree Gampong Seumirah Kecamatan Nisam Antara saat ini mampu memperoleh pendapatan hingga Rp.400 juta per tahun. Pendapatan itu diperoleh dari usaha peternakan ayam broiler atau ayam ras pedaging. Hal tersebut diketahui dari penyampaian Geusyik Gampong Seumirah Lukman Ilyas saat dikunjungi langsung Pj Bupati Azwardi di lokasi lahan peternakan di gampong setempat.



Lukman menjelaskan bahwa usaha peternakan itu dirintis sejak 2019. Berawal dari penyertaan modal bersumber dari dana desa atau dari APBG. “Usaha ini kita mulai sebelum Covid-19, Alhamdulillah saat ini sudah menampakkan hasil,” ungkap Lukman, didampingi Ketua BUMG Beudoh Beusaree M Dahlan Andib.



Kepada Pj Bupati Azwardi, Lukman mengatakan usaha tersebut dibangun di atas lahan seluas 5 Ha dengan luas kandang ayam broiler 12 x 126 meter persegi, sehingga bisa menampung 24 ribu ekor.



“Ada 21 ribu ekor ayam yang terisi saat ini, kandang bisa menampung sampai 24 ribu ekor. Ayam dipanen setiap 38 hari saat ayam mencapai berat 2,2 kilogram. Jumlah panen rata-rata 45 sampai dengan 50 ton. Dalam 1 ton daging ayam, keuntungan kotor yang diperoleh sekitar Rp.120 sampai 130 juta,” ungkap Lukman.



Ditambahkan, dari situ dibutuhkan biaya operasional rata-rata sekitar Rp.45 juta. “Dalam setahun bisa 6 hingga 8 kali panen, dengan rata-rata keuntungan setiap panen sekitar Rp.70 juta,” jelasnya.



Penjabat Bupati Azwardi sangat respek terhadap penjelasan usaha ekonomi yang dijalankan BUMG Beudoh Beusaree. Azwardi menyampaikan apresiasi terhadap upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Gampong Seumirah.



“Ini perlu diapresiasi bahwa Gampong Seumirah mampu memaksimalkan penggunaan dana desa,” kata Azwardi.



Menurut Azwardi, BUMG Beudoh Beusaree adalah contoh pengelolaan dana desa yang berhasil, yang memberikan manfaat untuk masyarakat. Masyarakat bisa terlibat langsung dalam usaha peternakan ayam ini. Masyarakat ikut diberdayakan, ini penting untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ada lapangan kerja untuk warga gampong juga.



Azwardi menyebutkan, pola peternakan yang dilakukan di Gampong Seumirah ini termasuk model integrated farming atau pertanian terpadu.



“Model pertanian ini terpadu, di dalam lahan ada tanaman pinang, pepaya, cabai dan rumput odot untuk pakan ternak sapi. Dari hasil pengembangan usaha BUMG, mereka bahkan telah membeli 13 ekor ternak sapi. Lalu, kotoran ayam ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk juga. Dan ini kita jadikan role model agar bisa dicontoh oleh gampong lainnya,” kata Azwardi.



Azwardi telah meminta dinas terkait agar menjadikan lokasi peternakan di Gampong Seumirah sebagai model untuk pengembangan sentra peternakan.



“Gampong lain di Aceh Utara bisa belajar bagaimana pengelolaan dana desa yang prospek ke Seumirah,” harapnya.



Lebih jauh Azwardi mengatakan bahwa kebutuhan daging ayam di Aceh Utara belum mencukupi. Hal itu diketahui dari laporan survei Bank Indonesia Lhokseumawe. “Jika peternakan ini bisa kita kembangkan, kita harapkan dapat memenuhi kebutuhan daging ayam di Aceh Utara,” harap Azwardi.



Hal serupa juga terlihat di lokasi pertanian terpadu yang dikelola oleh BUMG Malem Muda Gampong Blang Rheue Kecamatan Baktiya Barat, yang juga turut dikunjungi oleh Penjabat Bupati Aceh Utara Azwardi. BUMG ini juga menjalankan usaha peternakan ayam pedaging. Kandang ayam yang dimiliki BUMG Malem Muda luasnya 12 x 80 meter persegi dengan kapasitas 17 ribu ekor ayam. Usaha tersebut dimulai sejak awal 2021 dengan modal awal yang juga bersumber dari dana desa.



Setiap satu kali panen diperoleh sekitar 30 ton dengan omzet mencapai Rp.90 juta. BUMG ini juga membuka lapangan kerja kepada tiga warga setempat. “Karena prospeknya bagus, kita sedang mengupayakan pengembangan dengan membangun kandang ukuran yang sama di sebelahnya,” ungkap Geusyik Syahrul Razi, didampingi Ketua BUMG Darwin.***

Bagikan:
KOMENTAR