Harga Pangan Global Naik, Pengamat: RI Harus Amankan Stok


Rabu, 16 Juni 2021 - 17.55 WIB



Kenaikan harga komoditas pangan di beberapa negara Asia menimbulkan kekhawatiran konsumen Indonesia. Pengamat  berpendapat Indonesia harus amankan stok. 


Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, indeks biaya pangan melambung hampir mencapai 5% pada Mei 2021 atau menjadi kenaikan tertinggi sejak September 2011.


Kenaikan ini dinilai dapat mempercepat inflasi yang lebih luas dan mempersulit upaya bank sentral dalam memberi lebih banyak stimulus.


Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal menilai, ada kemungkinan demand akan cenderung inbalance. Sehingga ada kecenderungan dari demand di negara-negara tertentu untuk naik, sementara produksinya tertahan.


Fithra melanjutkan, ada yang sebelumnya menjadi eksportir barang-barang komoditas pangan, tetapi mereka menahan untuk produksi dalam negeri. Kendati demikian, hal itu bisa memicu kenaikan harga pangan.


“Secara alami, demand itu lebih agresif dibandingkan dengan kemampuan produksi. Jadi seperti yang kita alami sekarang dengan kenaikan harga, itu disebabkan karena gap tersebut,”ujarnya dalam Market Review di IDX Channel, Rabu (16/6/2021).


Menyikapi terkait naiknya harga pangan dipasar dunia, Fithra menyebut, Indonesia harus mengamankan stok. Bukan hanya dari sisi produksi tetapi juga dari sisi impor.


“Ini harus dipetakan, mana produk-produk yang bisa diproduksi dan bisa dicari, mana yang kemudian punya potensi akan langka,” tutur  Fithra.


Berikutnya, jika Indonesia memiliki potensi komoditas langka dan ada gap antara demand dan suplainya, maka, diperlukan kerjasama pihak pemerintah dan swasta. 


Hal ini guna melakukan kerjasama terbatas dengan para ekportir dengan cara memprioritaskan masyarakat Indonesia sebagai pembeli. “Misalnya untuk beras ada dari Vietnam, daging sapi dari Australia,” tambahnya.


 
Kemudian, untuk menekan kelangkaan komoditas, Fithra menyebut pemerintah haus mendorong produksi domestik. Sebab, produk-produk pertanian dan peternakan Indonesia belum terindustrisasi, melainkan kepemilikannya masih perorangan, belum masuk ke wilayah industri.




Sumber : IDXChannel.com.

Bagikan:
KOMENTAR