Sudah Panen Raya, Harga Jagung Masih Tinggi


Jumat, 24 Maret 2017 - 09.44 WIB


JAKARTA - Saat ini sejumlah komoditas sedang mengalami panen raya seperti cabai dan jagung. Namun, menurut pelaku industri harga jagung justru naik sehingga menyebabkan harga pakan jagung turut mengalami kenaikan.


Menurut Wakil Ketua Komite Tetap Industri Pakan dan Veteriner Kamar Dagang Industri, Sudirman harga jagung pada saat panen raya di Maret 2017 mencapai Rp 4.500/kg naik dari sebelumnya bulan Februari Rp 4.000/kg. Akan tetapi, jika dibandingkan tahun lalu mengalami penurunan, pada Maret 2016 harga jagung mencapai Rp 4.900/kg dan pada Februari Rp 5.600/kg.


Menurut Sudirman, kenaikan harga jagung saat panen raya saat ini ada beberapa faktor tapi hal itu masih belum diketahui secara pasti alais masih ada missing link.


"Ya memang ada missing link kenapa harga jagung di tingkat pabrik pakan dan peternak mahal, padahal menurut informasi pemerintah produksi pemerintah jagung itu meningkat, kalau misalnya mahal karena ada rencana ekspor lebih baik memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujar Sudirman, ketika dihubungi detikFinance, Kamis (23/3/2017).


Dia berharap kenaikan harga jagung saat panen raya ini tidak berkelanjutan. Saat ini menurutnya harga jagung di pabrik pakan di Jawa dan Banten sekitar Rp 4.000/kg-4.600/kg. Padahal menurutnya jika berdasarkan Permendag harga acuan di tingkat petani dengan kadar air 15% Rp 3.150, tetapi karena ada ongkos logistik menjadi lebih mahal.


"Mudah-mudahan fenomena mahalnya harga jagung pada saat panen raya ini tidak berkelanjutan, mungkin ada missing link. Tidak tahu juga, apakah memang di daerah atau mata rantainya panjang, yang jelas pada saat sekarang harga jagung di pabrik pakan di Jawa dan Banten sudah di atas Rp 4.000-4.600/kg. Bahkan ada peternak yang jagung pipilan kering kadar airnya 15% di tingkat pabrik pakan Jabar harganya sudah mencapai lebih dari Rp 4.300. Harusnya menurut Permendag ada harga acuan di tingkat petani dengan kadar air 15% Rp 3.150," ungkapnya.


Saat ini harga jagung untuk pakan boiler berkisar Rp 6.500-Rp 7.000/kg tergantung dengan kualitasnya. Menurutnya setiap harga jagung naik maka akan berdampak terhadap kenaikan harga jagung pakan juga karena 50% bahannya merupakan jagung dan sisanya dicampur bahan baku lain.


Faktor biaya logistik juga turut mempengaruhi kenaikan jagung. Ia mengatakan pabrik pakan biasanya mendapatkan jagung dari kelompok tani, pedagang yang bahkan berasal dari daerah lain. Misalnya jagung diperoleh dari Gorontalo yang membutuhkan Rp 500/kg untuk ongkos kirimnya.


"Kalau pabrik Jawa yang tidak ada pengering itu misalnya dia beli ke daerah yang tidak punya pengering, Jawa barat lahannya luas tapi dia membeli jagung kebanyakan panen raya di Sulawesi Selatan atau Gorontalo, mereka belinya di pedagang pengepul. Kalau harga jagung di Jakarta itu selisih ongkos angkutnya Rp 400/kg -500/kg dari Gorontalo kalau di sini Rp 4.500 , pakan ternak memang 50%nya bahan bakunya jagung, pabrik pakan membeli jagung dibikin pelet dicampur ada tepung kedela dan bahan baku yang lain," ungkapnya.


Meski begitu, dia mengapresiasi langkah pemerintah yang telah berupaya meningkatkan produksi jagung tahun ini hingga 30.000 ton. Ia mendorong agar program swasembada jagung terus ditingkatkan agar menekan harga dan memperbaiki logistiknya.


"Kita setuju swasembada jagung, kita sama-sama harap bisa target itu tercapai tapi kita harus saling terbuka antara pemerintah dan pelaku usaha karena jagung itu kan gampang ya," ujarnya. [detik]


Bagikan:
KOMENTAR