BANDA ACEH - Angkatan Pemuda Peduli Aceh (APPA) mendapatkan Piagam Kemanusiaan yang diberikan di halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh dalam kegiatan "Merawat Damai Aceh, Menuju Aceh Sejahtera" dan disaksikan oleh sejumlah mantan aktivis yang kini berada di parlemen dan tokoh adat, Jumat (25/11/2021).
Penghargaan tersebut sebagai apresiasi atas dedikasi APPA selama 4 tahun menjadi penggerak, baik di depan maupun di belakang layar dalam mengawal kinerja eksekutif dan legislatif di Provinsi Aceh.
Inisiator APPA, Md. Sulthan Alfaraby, C.RM., C.PS., C.Pst., menyampaikan terima kasih atas kepercayaan rakyat Aceh selama ini dan menyatakan akan terus mengawal roda kebijakan guna menjadi motor penggerak realisasi aspirasi rakyat Aceh.
"Kita akan terus menjadi motor penggerak realisasi aspirasi untuk rakyat Aceh. Kita selalu berkoordinasi, baik pemuda di provinsi maupun 23 kabupaten/kota. Tak akan pernah mundur karena kita hanya takut kepada Allah SWT!," ujarnya dengan nada tinggi.
Alfaraby juga mengungkapkan bahwa APPA selama ini fokus mengawal kemiskinan yang menjadi 'hantu' di Bumi Seulanga tersebut.
Pasalnya, dengan dana yang berlimpah maka seharusnya mustahil Provinsi Aceh menyandang gelar "miskin" seperti yang pernah dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh.
"Mustahil jika Aceh menjadi provinsi miskin. Dana kita sungguh berlimpah, rakyat Aceh harus tahu akan hal ini. Tentu ini menjadi kejanggalan sekaligus bentuk kegagalan dalam mengelola Aceh dengan baik," ungkapnya.
Pihak Alfaraby juga mengakui terus menggandeng banyak pihak guna membawa masyarakat Aceh menuju kesejahteraan.
"Ada pejabat yang kalau lihat saya, dia sembunyi. Orang-orang ini lucu, tapi saya tidak peduli. Toh, apa yang kita lakukan selama ini adalah benar dan akan tetap kita lakukan. Ini tandanya kita akan kawal rakyat sampai hari kiamat," tutupnya.
Sebelumnya, APPA pernah menghebohkan nasional terkait dana hibah Covid-19 yang dinilai tidak tepat jika diberikan kepada 100 lembaga. Termasuk kepada sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Aceh.
Aksi berjilid-jilid pun pernah terjadi di sejumlah titik di Kota Banda Aceh, hingga dana hibah tersebut berbuntut panjang yang kini sedang diproses oleh kepolisian.
Pemerintah Aceh juga pernah didesak untuk menyediakan Ambulance laut untuk Pulo Aceh guna mengatasi problem kesehatan di daerah terpencil. Hingga akhirnya pada 29 Oktober 2021 telah diluncurkan dan beroperasi.
Sekedar informasi, pihak Alfaraby kini tengah mendorong pemerintah melakukan rekonstruksi pendidikan di sekolah-sekolah Pulo Aceh agar pelajar mendapatkan pendidikan yang layak. Setelah sebelumnya beredar video viral yang menampilkan ungkapan pelajar di Pulo Aceh bahwa tidak ada guru berhadir yang mengakibatkan pemuda asal Meulaboh tersebut berang. (Rilis).