Kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) dalam rangka kunjungan kerja ke lokasi budidaya udang vaname sistem klaster di Kabupaten Aceh Timur. Sebelum bertolak dengan helikopter ke Aceh Timur, Menteri KP sempat singgah sejenak di ruang tunggu VIP Bandara Malikussaleh. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Wakil Bupati Aceh Utara Fauzi Yusuf untuk memaparkan potensi perikanan Daerah ini sekaligus diusulkan ke Kementerian untuk rencana pembangunan ke depan.
Beberapa potensi perikanan di wilayah Aceh Utara sangat prospek dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Di antaranya adalah pengembangan infrastruktur PPI Krueng Mane, pengembangan tambak air payau milik rakyat, dan pembangunan klaster udang vaname.
“Ini sangat membutuhkan dukungan dari Pemerintah Pusat karena keterbatasan anggaran di Pemerintah Daerah. Semua potensi ini kita sampaikan kepada Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan,” ungkap Fauzi Yusuf.
Lebih jauh, Fauzi menyampaikan potret kelautan dan perikanan Aceh Utara beserta pemasalahan yang dihadapi terkait perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Terkait dengan kondisi pelabuhan perikanan PPI Krung Mane hingga saat ini belum optimalnya infrastruktur pelabuhan, sementara investasi yang telah dikucurkan sejak tahun 2016 hingga sekarang hampir mencapai Rp.60 miliar bersumber dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA), APBA dan APBK.
“Pelabuhan PPI ini sangat potensial, karena memiliki luas 6 hektar dan mampu menampung 400 unit kapal jenis 5 GT - 30 GT, begitu juga daratannya mencapai 4 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk membangun industri pengolahan hasil perikanan,” sebut Fauzi Yusuf.
Menurut Fauzi, lebih dari 20 persen penduduk Aceh Utara bermata pencaharian disektor perikanan dan kelautan, baik sebagai petani tambak maupun nelayan tangkap. Wilayah Aceh Utara memiliki panjang garis pantai 55 Km yang melintasi delapan kecamatan di kawasan pesisir.
“Sebanyak 9.000 nelayan sangat menggantungkan hidupnya dari laut dan pesisir, tentunya dengan hadirnya infrastruktur perikanan yang memadai akan dapat mendongkrak pendapatan masyarakat pesisir dan nelayan,” kata Fauzi Yusuf yang turut didampingi Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Utara Syarifuddin, ST.
Pada kesempatan tersebut Wabup Fauzi Yusuf juga memaparkan tentang potensi perikanan budidaya di daerah ini yang memiliki luas areal pertambakan air payau mencapai 12.000 hektar dan tambak air tawar 350 hektar. Selama ini dilakukan budidaya komoditas ikan bandeng, kakap putih, mujair/nila, kepiting, udang windu, udang galah dan udang vaname, yang sebagian besar masih dikelola secara alami oleh masyarakat.
Untuk mendongkrak potensi perikanan budidaya maka perlu dilakukan perbaikan dan penataan pertambakan, perbaikan saluran, penyediaan benih berkualitas, ketersediaan hatcery, ketersediaan pakan yang terjangkau, serta pemanfaatan teknologi, seperti pengelolaan budidaya udang vaname kolam terpal/klaster yang dikembangkan oleh Kementerian KP di Aceh Timur.
“Kedepan kami juga ingin mendapat kesempatan seperti kabupaten tetangga, dimana kami memiliki tambak dinas seluas 22 hektar yang akan kami ajukan sebagai pilot project budidaya udang vaname kolam terpal,” kata Syarifuddin.
Mengingat keterbatasan anggaran, kata Syarifuddin, maka dalam kesempatan itu pihaknya telah menyampaikan kepada Menteri KP dan Staf Ahli Menteri untuk mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Selain disambut oleh Wabup Aceh Utara Fauzi Yusuf, kunjungan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono juga disambut oleh Asisten III Sekda Aceh Dr. Iskandar AP, MSi, Komandan Korem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Sumirating Baskoro, dan Kepala Biro Organisasi Setda Aceh Daniel Arca AKs, MSi.
Setelah beberapa saat singgah di ruang tunggu Bandara Malikussaleh, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono dan rombongan langsung bertolak ke Aceh Timur dengan menggunakan helikopter. Sementara yang tidak ikut mendampingi Menteri ke Aceh Timur, yaitu Staf Khusus Bidang Hubungan Luar Negeri Edy Putra Irayady, Staf Khusus Bidang Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Irjen Pol Drs Victor Gustaaf Manoppo, MH, Staf Khusus Bidang Humas dan Komunikasi Publik Wahyu Muryadi dan beberapa staf lainnya.
Mereka memanfaatkan waktu dengan mengunjungi beberapa objek bersejarah dan kawasan kuliner di sekitar Kota Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara. Didampingi oleh Plt Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh Utara Syarifuddin, ST, mereka menikmati kopi Gayo arabica dengan suguhan kue timphan khas Aceh di warkop kawasan Krueng Geukuh, selanjutnya shalat dhuhur di Masjid Raya Bujang Salim. Mereka juga berziarah ke makam ulama dan tokoh pejuang kemerdekaan Bujang Slamat, yang pernah diasingkan oleh Kolonial Belanda ke Irian Jaya.(AG)