Gubuk Reot Yang Terhipit Diantara Jargon Aceh Timu Bereh dan Aceh Hebat


Selasa, 23 Juni 2020 - 15.06 WIB



Aceh Timur -  Hidup bercukupan impian semua insan, berkecupan dalam segala hal adalah keinginan setiap manusia, sebagai hamba yang punya nafsu dan pikiran tidak terlepas dari itu semua.

Begitu halnya dengan Nurhalimah tercatat sebagai warga Gampong Puloe Blang Kecamatan Darul Ihsan, Halimah menempati Gedung 3x4 meter dilereng bukit, gedung mewah yang ditempati Halimah bersama keluarganya, sangatlah beda dengan gedung mewah yang tempati para penguasa dan para konglomerat.

Biasanya Air Conditioner (AC) bersandarkan didinding beton, nah AC dirumah Nurhalimah tergantung dilangit, tidak perlu listrik dan bantuan manusia, terus dapat digunakan selamat kiamat belum tiba, umumnya orang pada menggunakan AC merek LG, Toshiba dan sebagainya, nah menariknya Rumah Halimah hanya menggunakan Angin Ciliutan (AC) dari anginnya yang bebas keluar masuk rumah Halimah, karena Dinding rumahnya terbuat dari Goni tua dan triplek bekas sudah tergelupas, dengan pintu terbentang dari kain kusut membuat angin leluasa mendinginkan suasana dilengkapi dengan atap rumah dari daun rumbia yang sudah lusuh menambah gagah bangunan tersebut.

Inilah protret gedung milik Nurhalimah  sebagai seorang ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pengahasilan apa-apa selain yang dibawa pulang oleh suami Maulidin, yang berprofesi sebagai tukang bor sumur, dengan penghasilan yang tidak menentu, tergantu dari keberhasilannya mengebor sumur dan menemukan mata air, tentunya belum mampu membangunkan rumah yang layak untuk ditempati.

Ditengah gencar-gencarnya program pemerintah, mulai dari Pusat, ditingkat Provinsi ada program Aceh Hebat, Aceh Carong ato apalah istilahnya, sementara di Aceh Timur ada istilah Aceh Timu Bereh namun semua itu tidak ada manfaat yang dirasakan Nurhalimah, sebagaimana yang diutarakanya pada media ini, sejauh ini keluarganya belum menerima bantuan apapun dari pihak manapun, baik pemerintah maupun swasta, selain dari BLT selama masa Covid 19 ini.

Meskipun demikian, Nurhalimah tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan siapun, ia hanya pasrah dengan nasib dan keadaannya dan terus berdoa' pada yang Kuasa, mungkin saja program-program dari pemerintah belum rejekinya, mungkin saja kedepan ia akan mendapatkannya.

"Kamoe meulake dan meudoa' beukehna Bantuan kekamoe disinoe, kamoe rakyat ubit hana kuasa dan hana pat pegah sapat, nyoe neutem bantu lee awak droeneuh wartawan siat petroh bak pemerentah" ujar Nurhalimah dalam bahasa Aceh dengan nada sedih, Senin (23/06/2020).

Dari amatan Media, Bahwa kehidupan Keluarga pasangan Maulidin dengan Nurhalimah masih jauh dari kata cukup, dengan kondisi rumah tidak layak huni yang mereka huni dikhawatirkan akan berdampak pada tumbuh kembang  2 buah hatinya dari keamanan, baik dari niat buruk manusia maupun hewan buas yang berkeliaran.

Kiranya ada pihak yang mau mengulurkan tangan atau pun pemerintah sudah merencanakannya, maka segeralah menunaikan niat itu, supaya niat baik itu dapat dirasakan oleh keluarga pasangan Nurhalimah dan Maulidin. (alf)
Bagikan:
KOMENTAR