Sosialisasi Pancasila, Nasir Djamil sebut Implementaasi Pancasila belum Konsisten
Kabar Satu
Jumat, 13 Maret 2020 - 09.48 WIB
Lhokseumawe - Anggota Komisi III DPR-RI Dapil Aceh II, Muhammad Nasir Djamil mensosialisasikan 4 Pilar MPR RI tentang kebangsaan bertempat di Hotel Diana Kota Lhokseumawe, Aceh.
Dalam praktik kehidupan berbangsa dan negara kita masih jauh dari prinsip-prinsip Pancasila. Hal tersebut ia sampaikan dalam Kegiatan Sosialisasi Empat Pillar MPR-RI di Kota Lhokseumawe, Aceh Pada 8 Februari 2020.
Materi yang disampaikan H. M. Nasir Djamil yang juga sebagai narasumber, mengupas isi dari 4 pilar MPR RI diantaranya, Pilar Pancasila, Pilar Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan MPR, Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pilar Bhinneka Tunggal Ika, agar lebih dipahami bagaimana hidup ber negara.
Ketua Forbes Aceh M. Nasir Djamil Mengatakan, inkonsistensi penerapan nilai-nilai Pancasila terutama di kalangan elit, pemilik modal, pejabat, dan pengambil kebijakan melahirkan sinisme dikalangan masyarakat kelas bawah, yang merupakan kelompok mayoritas di negeri ini.
Dikatakannya, "Saya berkeliling dan sering mendengar 'plesetan' dari sila pertama, yaitu Keuangan yang Maha Kuasa. Hal ini muncul dikarenakan mereka melihat semua aspek kehidupan saat ini, mudah sulitnya sangat tergantung pada uang" Ujar Nasir.
Disamping itu, Ketua Forbes Aceh ini juga mengkritisi sistem pemilihan geuchik secara langsung karena tidak sejalan dengan Sila Ke-4 yang mengedepankan musyawarah.
"Dalam konteks terkini, inkonsistensi nilai-nilai Pancasila terlihat dalam pemilihan geuchik secara langsung (one man one vote). Seharusnya untuk level gampong kita mengedepankan musyawarah karena ada faktor keakraban dan kekeluargaan agar konflik-konflik di gampong dapat dihindari sedini mungkin, termasuk potensi penyelewengan dana gampong" imbuh Nasir.
Lebih lanjut, politisi PKS ini juga menyinggung sejarah pembahasan perumusan Pancasila, dimana ada tujuh kata yang dihapus demi menjaga persatuan Indonesia di awal kemerdekaan.
"Umat Islam adalah penjaga Pancasila, karena kita rela dihapusnya 7 kata yaitu "... dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya' demi persatuan dan kesatuan. Maka pemikiran yang mengatakan bahwa Agama adalah musuh terbesar pancasila adalah pikiran-pikiran ahistoris" Tutup Nasir.
(RJ)
KABARSATU.INFO NEWSLETTER
KOMENTAR