Satu Keluarga Tinggal Di Gubuk, Bersama Lima Anaknya, Dua Di Antaranya Sudah Putus Sekolah.


Selasa, 10 Desember 2019 - 18.07 WIB


Pidie Jaya - Satu Keluarga miskin di Desa Meue, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, tinggal di gubuk, rumah berukutan 2x3 meter tersebut di huni oleh pasangan Ibrahim dan Idawani bersama lima anak nya.
Kondisi rumah ini sangat tidak layak, karena di bangun dari kayu yang mulai rapuh. Selain itu, bagian atap yang terbuat seng bekas yang sudah bocor. Terlebih saat turun hujan lebat, mereka hanya terdiam dan sesekali membetulkan atap yang bocor.
Sementara dinding yang terbuat dari kayu bekas juga sudah termakan usia, sehingga di tambal mengunakan triplek bekas, upaya di lakukan Ibrahim hanya untuk melindungi tubuh saat malam tiba.
Idawani mengaku sudah pasrah tidak dapat memperbaiki rumahnya. Apalagi, sudah pernah mendapatkan rumah bantuan tsunami namun rumah itu sudah roboh pasca gempa pada tahun 2016 lalu.
Selain itu, buruh nyuci orang hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp.20.000 perhari, begitu juga dengan suami nya nelayan pukat hanya memperoleh Rp.30.000 perhari, namun itu tidak menentu karena cuaca laut ber angin.
Mereka bersama kelima anaknya sudah menempati gubuk ini semenjak rumah bantuannya tsunami roboh saat gempa bumi di Pidie Jaya, Idawani dan Suaminya Ibrahim sering panik saat malam hari kalau hujan lebat, sebab khawatir hujan turun disertai angin kencang bisa menghantam rumah nya.
Meskipun tinggal dengan kondisi rumah yang memprihatinkan, idawani tidak pernah bermimpi ingin punya rumah bagus. Baginya yang penting memiliki rumah layak untuk di huni.
Pasanga idawani dan Ibrahim memliki lima orang anak dua di antaranya sudah putus sekolah karena tak memiliki biaya, yaitu Wijatul Afkar (18)putus sekolah dari kelas 4 SD, Naziratul Zahra (17) putus sekolah sejak kelas 6 SD.
Namun yang masih sekolah Munawar yang Sekolah Di SLB, Muhammad, Kelas Dua SD, dan Al-Syahira Adiba duduk di Kelas Satu SD. (Mal)

Bagikan:
KOMENTAR