KPA Pase Minta Masyarakat Mengabaikan Video Viral Meresahkan


Minggu, 22 September 2019 - 10.50 WIB


LHOKSUKON - Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase meminta masyarakat untuk mengabaikan video viral seruan dari kelompok yang mengatasnamakan Tentara Aceh Merdeka (TAM) atau Tentara Islam Aceh Darussalam (TIAD) yang isinya mewarning etnis selain Aceh untuk keluar dari provinsi Aceh.


Seruan berdurasi 5:15 menit meresahkan yang beredar luas di media sosial Youtube tersebut diduga disebarkan oleh kelompok yang tidak ingin Aceh damai.


"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk mengabaikan dan tidak terpengaruh dengan video itu," tegas Jurubicara KPA Wilayah Pase, Muhammad Jhoni, kepada KabarSATU.info.


Menurut Jhoni, kelompok tersebut muncul diduga akibat kekecewaan sebagian mantan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) terhadap pemerintah RI yang dinilai ingkar janji terhadap penyelesaian butir-butir perjanjian MoU Helsinki yang telah ditandatangani antara pemerintah RI-GAM.


"Maka, hari ini muncul berbagai kelompok dengan memanfaatkan situasi Aceh yang saat ini tiada kepastian dari pemerintah terkait butir-butir MoU," ucap Jhoni seraya mengucapkan keprihatinannya atas insiden kontak tembak antara Polisi dengan KKB di Pidie Jaya, Kamis (19/9/2019).


Sebagaimana diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang tewas didor petugas sejumlah 3 orang yaitu Tun Sri Muhammad Azrul Mukmijin Al-kabar alias Abu Razak (AR) selaku pimpinan KKB, Z alias Wan Ompong, H alias toke Ham.


Lalu, R alias Wan Neraka yang kritis dirawat di RS Bhayangkara Polda Aceh sedangkan Muhammad Taufik alias Taufik selamat dan sudah diamankan di Malpolres Bireuen.


Dalam kejadian tersebut polisi berhasil menyita dua pucuk senjata api laras panjang jenis AK 56 popor lipat dan 118 butir amunisi serta 4 magazen, sepucuk senjata api laras pendek jenis revolver, 9 butir peluru dan dua bilah senjata tajam sejenis golok.


Dalam hal ini, Jhoni sudah mengingatkan pemerintah untuk segera menuntaskan butir-butir perjanjian damai supaya Aceh sejahtera, dan tidak ada muncul kelompok kelompok baru yang bisa mengganggu perdamaian Aceh yang telah terjalin.


"Jika MoU belum ada kepastian kami khawatir Aceh akan terjadi konflik kembali. Kalau sudah begitu, kasihan rakyat menjadi imbasnya," demikian kata Panglima Muda GAM Daerah IV Wilayah Pase.(red)
Bagikan:
KOMENTAR