Ist |
"Dalam tiga bulan naik sekitar 3,2 persen, maka dalam tiga bulan kedepan pun dengan pola seperti itu, paslon 01 tidak akan terkejar," kata Ace dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (22/1).
Survei terbaru Median mendapatkan selisih elektabilitas pasangan calon nomor 01 menyusut ke sekitar sembilan persen. Meski selisih mulai menipis, Ace optimis elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tetap tidak akan terkejar. Dia mengatakan, hal ini mengingat semakin panasnya mesin partai 01 dan berbagai bulnder yang dilakukan pasangan Prabowo Subianto-sandiaga Uno.
Lebih jauh, Ace mengkritisi hasil survei tersebut. Dia meminta masyarakat untuk kritis terhadap hasil survei dari lembaga survei yang partisan. Politisi Golkar itu meminta semua pihak membandingkan hasil survei yang dilakukan satu lembaga dengan lembaga lainnya.
"Mayoritas lembaga survei menyebutkan selisih suara paslon 01 dengan paslon 02 dua digit, sekitar 20 persen. Yang terakhir hasil survei Charta Politika juga menunjukan jaraknya 20 persen," kata Ace.
Hasil survei Median menempatkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf tetap unggul dengan angka 47,9 persen meski angka elektabilitas Prabowo-Sandi naik. Tingkat keterpilihan Prabowo-Sandi berada di angka 38,7 persen.
Pada hasil survei Median per November 2018, diketahui tingkat elektabiliatas Jokowi-Ma'ruf mencapai 47,7 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,5 persen. Selisih elektabilitas keduanya kala itu masih dua digit.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi Golkar itu mengatakan, hasil survei Median berbeda dengan hasil survei Populi Center, LSI, Litbang Kompas, Indikator Politik. Dia mengatakan, empat lembaga itu masih mendapati elektabilitas Jokowi diatas 50 persen.
"Jika menemukan lembaga survei yang beda sendiri, patut dicurigai motifnya dan juga keandalan metodologinya," kata Ace.
Sumber: Republika