Ijazah Belum Keluar, Orangtua Murid SMU N2 Langkahan Mengeluh


Kamis, 17 Januari 2019 - 12.40 WIB


Ilustrasi
LHOKSUKON - Sejumlah orangtua murid di SMU N 2 Langkahan, Kabupaten Aceh Utara mengeluh karena ijazah kelulusan belum diterima. Padahal, ujian nasional sudah berlangsung beberapa bulan lalu.


Akibatnya, dari beberapa siswa batal mendapat pekerjaan dan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.


Salah seorang wali murid yang enggan disebut namanya kepada KabarSATU.info, menuturkan bahwa dirinya sudah bolak balik menanyakan kapan ijazah anaknya bisa diambil. Namun, pihak sekolah meminta wali murid untuk bersabar.


"Kami sudah bolak balik menanyakan kapan ijazah anak kami bisa diambil, tapi sampai sekarang belum kami terima juga," terangnya.


Kepala SMU N2 Langkahan, Razali, S.Pd, yang dikonfirmasi pada Rabu (16/1/2019) membenarkan ijazah belum diberikan kepada muridnya dikarenakan belum lama ini dirinya sedang musibah istrinya meninggal dunia dan masalah ini juga sudah disampaikan kepada seluruh guru dan wali murid.


"Saya mohon maaf atas keterlambatan ini karena saya sedang musibah, istri saya meninggal," ujarnya.


Lebih lanjut Razali mengatakan, sebelumnya ia juga sudah meminta bantuan kepada para guru agar membantu mengisi nilai ijazah. Namun, guru dan wakilnya menolak membantunya.


"Karena saya sedang musibah makanya saya minta bantuan guru dan wakilnya, namun mereka menolak. Akhirnya saya sendiri yang mengerjakannya," ucap Razali.


Meski begitu, Razali berjanji dalam minggu ini masalah ijazah akan segera diselesaikan.


"Dalam minggu ini sudah selesai, tapi hanya 8 murid saja ya. Yang lain menyusul," pungkasnya.


Saat ditanya kenapa hanya 8 murid saja yang diselesaikan, Razali menjawab karena yang perlu mendesak hanya mereka. Sedangkan yang lain dikatakannya belum perlu. "Kan mereka saja yang perlu mendesak," ucapnya lagi.


Sementara itu, salah seorang guru membantah bahwa kepala sekolah menawarkan untuk mengisi ijazah murid-murid di SMU N2 Langkahan.


"Ada, pernah ditawarkan ke kami. Tapi gak dikasih upah, makanya kami tolak," ungkap salah seorang guru yang enggan ditulis namanya.(KS)
Bagikan:
KOMENTAR