Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Harus Inklusif dan Berkeadilan


Sabtu, 09 September 2017 - 14.46 WIB


JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, untuk mencapai tujuan negara yang adil dan makmur seperti yang diinginkan pendiri negara Republik Indonesia (RI) maka perekonomian Indonesia harus tumbuh tinggi, tidak hanya sementara tapi secara berkelanjutan.


"Kita tidak mungkin adil dan makmur apabila ekonomi kita tidak tumbuh cukup tinggi apalagi Indonesia dengan demografi yang mudah. Namun dia tidak mungkin hanya tinggi 1 tahun dan kemudian tidak berkelanjutan maka dia perlu tumbuh tinggi secara cukup kontinu dan panjang," ungkapnya di Hotel Sultan Senayan, Jakarta, Jumat (8/9/2017) malam.


Menurutnya, saat terjadi krisis ekonomi pada 1997 hingga 1998, kondisi Indonesia memang sangat kritis dan utang juga sangat tinggi. Sehingga jika pertumbuhan ekonomi kala itu bisa mencapai 5%-6% pada masa itu maka itu adalah pertumbuhan yang cukup tinggi.


"Pertumbuhan ekonomi itu harus inklusif dan berkeadilan kita bisa melihat banyak negara yang tumbuh tinggi sangat tinggi namun dia tidak inklusif dia hanya punya satu atau motor dari ekonominya digerakkan hanya oleh sedikit sektor ekonomi atau oleh sedikit kelompok masyarakatnya," jelasnya.


Menurutnya, ini adalah suatu fenomena dimana jika berbicara tanggung jawab kolektif membangun dan mencapai tujuan serta cita-cita para leluhur maka RI perlu tumbuh tinggi perekonomiannya.


"Siapa pun kita di dalam posisi apa pun di dalam jabatan apapun, kalau saya sekarang sebagai pejabat negara kebetulan memegang jabatan sebagai Menteri Keuangan, Kalau Pak Samuji ada di DPR sebagai legislator atau anda bahkan di dalam partai kita semua hari ini adalah generasi yang sedang memegang estafet," jelasnya.


"Estafet dari mulai kita memproklamirkan RI untuk mencapai tujuan yang tadi disampaikan oleh para pendiri bangsa dan memegang estafet tuh berarti seperti orang lari estafet you are not expected to drop dari tongkatnya itu," tukasnya.
(Okezone)
Bagikan:
KOMENTAR