Plasma Nuftah Aceh Terdaftar di FAO


Rabu, 13 September 2017 - 05.47 WIB


BLANG PIDIE – Empat jenis hewan ternak di Provinsi Aceh telah didaftarkan ke badan dunia yang menangani pangan dan pertanian (FAO), sehingga komoditi unggul tersebut dijaga kelestarianya sepanjang masa.


Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Zulyazaini Yahya di Blangpidie, Selasa mengemukakan, empat jenis plasma nutfah yang telah di daftarkan tersebut, adalah hewan ternak jenis sapi Aceh, kerbau Gayo, kerbau Simeulue dan kuda Gayo.


"Jadi, di Provinsi Aceh memiliki sumber daya plasma nutfah yang sangat lengkap. Kita punya sapi Aceh, kita punya kerbau Gayo, kita punya kerbau Simeulue dan kita punya kuda Gayo," ujarnya di sela-sela acara kegiatan Upsus Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) di Kecamatan Lembah Sabil.


Ia berkata, keempat plasma nutfah tersebut telah terdaftar pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan sudah juga didaftarkan pada FAO agar tercatat sebagai plasma nutfah yang hak patennya milik Pemerintah Aceh.


"Jadi, keempat komoditi itu harus kita jaga sama-sama kelestarianya, dan Pemerintah Aceh telah membangun laboratorium khusus untuk prosesing semen beku (straw) yang ada di daerah Saree, Kabupaten Aceh Besar, untuk cikal bakal pelestarian dan pemurnian sapi Aceh kedepan," ujarnya.


Ia mengatakan, menurut cerita orangtua, di Kabupaten Abdya dulu juga sangat terkenal dengan kerbau rawa yang populasinya sudah melebihi dari jumlah penduduk daerah itu, yakni mencapai 120 ribu ekor lebih, tapi apakah masih ada komoditi itu sekarang.


"Alhamdulillah kalau masih ada. Saya takut tidak ada lagi. Karena dari jumlah data saya peroleh jumlah populasi kerbau rawa Abdya hanya tinggal sekitar 4 ribuan ekor lagi. Ini aset sangat penting kita jaga dalam rangka membangun ekonomi rakyat ke depan," ujarnya.


Dulu, sambung dia, orangtua kita naik haji biayanya dari hasil penjualan kerbau, dan bahkan untuk biaya anak-anak mereka sekolah juga dari hasil jasa kerbau. "Tapi, hari ini kita sudah lupa kepada komoditi unggulan yang telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan rakyat itu," tutur dia.


"Saya mohon pada seluruh kepala daerah di kabupaten/kota untuk mendukung penambahan populasi kerbau dan sapi di daerah masing-masing. Agar, komoditi unggulan tersebut dapat kembali berkembang di bumi 'Serambi Mekkah' ini," pintanya. Ia berkata lagi, Pemerintah Aceh pada tahun 2017 ini diberikan tugas oleh Pemerintah pusat untuk bisa melakukan inseminasi buatan (IB) pada 105.000 ekor sapi maupun kerbau dalam menjalankan program Upsus Siwab.


"Ini tugas berat, hari ini berdasarkan laporan terakhir saya terima dari petugas, baru sekitar 26 ribu ekor yang sudah dilakukan inseminasi buatan. Jadi, atas dasar itulah, kami menggerakkan semua petugas mengajak seluruh peternak untuk mengikuti program Siwab ini," demikian Zulyazaini Yahya. (ant/H88).
Bagikan:
KOMENTAR