Pratinjau Juventus vs AC Milan: Perang Taktik di Juventus Stadium


Jumat, 10 Maret 2017 - 16.23 WIB


JAKARTA - Perang taktik antara Massimiliano Allegri dan Vincenzo Montella akan terjadi pada duel Juventus kontra AC Milan. Siapa bakal jadi pemenang?


Laga pekan ke-28 ini di Juventus Stadium, Sabtu (11/3/2017) dinihari WIB, cocok dijadikan ajang balas dendam Juve kepada AC Milan yang kalah 0-1 di San Siro pada pertemuan pertama.


Juventus bisa melampiaskan dendamnya karena mereka belum pernah kalah di kandangnya sejak 23 Agustus 2015. Tapi Juventus mendapatkan sedikit kendala karena tiga pemain andalannya absen, yakni Giorgio Chiellini, Juan Cuadrado dan Stefano Sturaro karena cedera.


Absensi yang paling kentara adalah ketidakhadiran Cuadrado pada laga nanti. Padahal ia bisa saja menjadi penentu serangan Juventus karena berhadapan dengan sisi kiri pertahanan Milan yang sering dijadikan sasaran amuk lawan. Kemungkinan posisi winger kanan Juventus pada formasi 4-2-3-1 akan diisi Marko Pjaca.


Milan pun sedang pincang karena Giacomo Bonaventura dan Riccardo Montolivo masih berjuang sembuh dari cedera. Bahkan Ignazio Abate tiba-tiba mengalami sakit mata jelang menghadapi Juventus.


Kabar buruk lainnya adalah Suso yang mendapatkan cedera otot ketika sesi latihan. Dikabarkan bahwa ia menjalani latihan terpisah di pemusatan latihan Milanelo kemarin. Diperkirakan bahwa Lucas Ocampos akan menggantikan posisi Suso di penyerang kanan dalam formasi 4-3-3.


Sementara Vincenzo Montella selaku Pelatih Milan kembali akan memainkan Mattia De Sciglio pada posisi full-back kanan, walau posisi aslinya adalah full-back kiri. Posisi full-back kanan sendiri masih dipercayakan kepada Leonel Vangioni yang semakin padu bersama timnya.


Juventus Bisa Eksploitasi Sisi Kiri Pertahanan AC Milan


Ketiadaan Cuadrado adalah kehilangan besar bagi Juventus. Sebab ialah kecenderungan serangan Juventus di antara semua sisi lapangan. Padahal winger bertipikal cepat dan lincah merupakan lawan yang paling ditakuti Vangioni saat ini.


Empat pertandingan sebelumnya pun Vangioni selalu menjadi kecenderungan serangan lawan. Pada pertandingan-pertandingan itu ia mesti menghadapi winger cepat dan lincah semacam Felipe Anderson atau Domenico Berardi.


Vangioni seperti memiliki kendala untuk membagi peran antara bertahan dengan menyerang. Sebab selain bertahan, di sisi lain ia sering menjadi kecenderungan awal serangan Milan dari belakang untuk melepaskan umpan-umpan jarak jauh. Tapi kelengahan Vangioni tidak bisa disalahkan begitu saja kepadanya.


Pemain 29 tahun itu jarang mendapatkan bantuan bertahan dari winger kirinya yang biasa diperankan Gerard Deulofeou. Namun kurangnya kontribusi Deulofeu ketika bertahan tidak lepas dari instruksi Vincenzo Montella agar ia bergerak ke lebih ke tengah. Sementara pemain yang bertugas melindungi Vangioni adalah Andrea Bertolacci yang menjadi gelandang paling kiri dalam formasi 4-3-3. Bertolacci pun memiliki tugas untuk melindungi Manuel


Locatelli ketika sedang menguasai bola di depan kotak penalti. Kurangnya perlindungan dari rekan-rekannya kepada area yang dijaga Vangioni membuat lawan semakin besar mengeksploitasi areanya. Ia adalah pemain yang paling sering terkecoh dengan 1,2 per laga gagal menghentikan dribel lawan. Namun angka yang paling rendah di antara seluruh bek Milan adalah Davide Calabria dengan 1,5 dilewati lawan perlaga.


Maka dari itu kemungkinan Montella akan lebih menginstruksikan Mattia de Sciglio untuk menggantikan kekosongan Abate di full-back kanan daripada Calabria. Padahal posisi De Sciglio adalah full-back kiri yang akhir-akhir ini dipercayakan kepada Vangioni.


Maka ada baiknya jika Juventus memberikan kepercayaan kepada Marko Pjaca untuk mengisi kekosongan Cuadrado. Pjaca akan bahu membahu dengan Dani Alves untuk mengeksploitasi area Vangioni. Pjaca pun memiliki kecepatan dan kelincahan yang tidak kalah dengan Cuadrado.


Kelebihan Pjaca ketimbang Cuadrado adalah ia mahir menggunakan kaki kanan sehingga bisa melepaskan umpan-umpan silang. Namun ia tidak akan bisa seperti Cuadrado yang mendribel bola kemudian melakukan cutting inside dan melepaskan tembakan memakai kaki kirinya. Tapi setidaknya akan ada banyak ruang yang bisa diciptakan Pjaca di pertahanan Milan.


Umpan Panjang Juventus Justru Harus Jadi Senjata Andalan Milan


Meski bermain di kandang Juventus yang terkenal angker, Milan baiknya tidak takut untuk melancarkan pressing sampai sepertiga akhir lawannya. Tekanan akan membuat Pelatih Juventus, Masimilliano Allegri, mengubah cara menyerang timnya.


Kedua full-back dan gelandang tengah yang pada awalnya aktif naik membantu serangan, bakal cenderung lebih sering berada di area pertahanannya untuk membantu build-up dari belakang dengan mengandalkan umpan-umpan jauh.


Memang di sisi lain, sistem itu merupakan salah satu kekuatan utama serangan Juventus. Sebab mereka memiliki gelandang dan bek yang mahir membangun serangan dari lini belakang melalui proses tersebut. Tapi setidaknya, pressing itu bisa mengurangi agresivitas serangan sayap Juventus sejak dini.


Kedua winger Milan akan menekan masing-masing full-back lawannya agar mengurangi agresivitas kedua winger Juventus. Setidaknya hal itu akan memperlihatkan kontribusi Deulofeu dalam tugas bertahan dan meringankan pekerjaan Vangioni agar fokus menjaga jarak dengan sayap kanan Juventus.


Jika Vangioni mampu menjaga jarak dengan winger kanan Juventus, kesempatannya untuk mengisolasinya cukup besar. Kecenderungan Juventus menyerang lewat sisi kanan pun berpeluang dihentikan.


Kemudian Milan bisa memaksa kesebelasan berjuluk si Nyonya tua itu menyerang melalui sisi kiri. Sebab umpan-umpan panjang dari ke arah sisi kiri akan lebih efektif karena terdapat Mario Mandzukic di sana. Ia adalah pemain yang paling sering memenangkan duel udara di Juventus dengan kemenangan 2,7 kali di setiap pertandingannya.


Montella perlu mewanti-wanti agar Jose Sosa tidak terlalu fokus membangun kreativitias di lini tengah bersama Locatelli, namun ia juga harus membantu De Sciglio untuk bertahan dan mengantisipasi bola-bola liar dari rekannya tersebut. Tapi jika Milan ingin memaksa Juventus berduel pada laga ini, ada baiknya mereka lebih memasang Juraj Kucka pada posisi Sosa.


Kesimpulan
Menemukan banyak alternatif untuk mematikan serangan Juventus adalah modal awal Milan untuk memberikan perlawanan. Sebab menghadapi Juventus di bawah kepelatihan Allegri memang harus memiliki banyak alternatif atas perubahan taktik yang sering terjadi di Juventus.


Namun Montella pun bukan pelatih yang miskin taktik, walau kedalaman skuatnya kurang kuat untuk menunjang keinginan strateginya. Tapi tugasnya saat ini adalah menjaga keunggulannya atas Juventus di Serie A musim ini. Dan pada duel nanti akan sangat menarik karena perkembangan-perkembangan taktik yang diinstruksikan pelatih sekaya Allegri dan Montella. [Detik]
Bagikan:
KOMENTAR