Petani di Kudus terima bantuan 625 ton benih padi


Sabtu, 11 Maret 2017 - 16.05 WIB


JAWA TENGAH - Petani di Kabupaten Kudus tahun ini menerima bantuan benih padi sebanyak 625 ton. Hal tersebut sesuai rencana awal, bantuan akan digunakan untuk area pertanian seluas 25.000 hektare di beberapa wilayah.


Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto mengatakan, bantuan benih padi bersubsidi yang diberikan pemerintah pusat itu di luar pengajuan sebanyak 3,05 ton untuk pengganti 122 hektare tanaman puso akibat banjir. Bantuan diberikan melalui pemerintah provinsi, dan penyalurannya lewat PT Pertani.


"Bantuan diharapkan dapat terserap habis untuk kebutuhan musim tanam kedua (MT II) Maret dan April tahun ini, serta MT I September mendatang," kata Catur, Sabtu (11/3).


Bantuan benih padi tahun 2017 ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Pada 2016, alokasi bantuan sebesar 500 ton untuk lahan 20.000 hektare dan terserap 120,10 ton (4.804 hektare) atau hanya 24,02 persen. Sedang pada 2015, bantuan benih 375 ton untuk 15.000 hektare, terserap sekitar 117 ton atau 30,20 persen.


Menurut Catur, serapan 2016 lebih kecil dibanding serapan 2015, disebabkan adanya peningkatan jumlah bantuan. Untuk kelebihan benih padi bantuan yang tidak terserap, dikembalikan setelah melalui audit BPKP.


Ditambahkan oleh Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Harsito, setiap hektare lahan mendapat bantuan benih bersubsidi sebanyak 25 kilogram, dan petani mengganti Rp 2.500 per kilogram.


"Benih padi yang diberikan antara lain jenis Ciherang, Mikonggo, Situ Bagendit dan IR 64," ungkap Harsito.


Sebelumnya, serapan bantuan padi selama dua tahun terakhir sangat minim. Tahun 2017 ini serapan akan dimaksimalkan. "MT II tahun ini ini sudah mulai kita salurkan," jelas Harsito.


Selain bantuan benih bersubsidi, sejumlah petani di Kudus akan mendapatkan program bantuan gratis dari kegiatan tanam jajar legawa. Tahun 2017, Kudus mendapatkan alokasi 25 ton (1.000 hektare). Jumlah itu menurun dibanding tahun lalu sebanyak 125 ton untuk luasan 5.000 hektare. [merdeka]
Bagikan:
KOMENTAR