Aktifkan KKG dan MGMP dengan Pembelajaran Aktif


Senin, 27 Februari 2017 - 07.18 WIB


BANDA ACEH – Bagian akhir kerjasama antara Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) dan Pemerintah Aceh, kembali menggelar Pelatihan untuk Pelatih (ToT) Modul IV dan Pendampingan kepada  47 orang fasilitator selama 4 hari di Grand Nanggroe Hotel Banda Aceh.


Kegiatan yang berakhir pada tanggal (25/2/2017) melibatkan fasilitator daerah (fasda) kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, Pidie Jaya, Bener Meriah, Aceh Utara dan Aceh Tamiang serta fasda dari LPTK Unsyiah dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.


Para fasda nantinya akan melatih para guru SD/MI dan SMP/MTs mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran aktif, guru di antaranya dapat memperbaiki konsep dan memahami konten materi yang akan disampaikan kepada murid dengan lebih baik.


Koordinator USAID Prioritas Aceh, Ridwan Ibrahim mengatakan, metodogi pembelajaran aktif terbagi dalam empat modul, yakni pembelajaran kontekstual, pendekatan saintifik, keterampilan informasi dan pemahaman konten materi.


"Khusus Modul IV ini lebih memfokuskan pada penguatan konten materi dan cara mengajarnya dengan pendekatan pembelajaran aktif," jelas Ridwan.


Menindaklanjuti ToT tersebut, nantinya para fasda akan melatih guru melalui forum KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di daerahnya masing-masing.


"Pemerintah daerah akan memfasilitasi para guru untuk terus berlatih melalui forum KKG dan MGP untuk meningkatkan profesionalisme guru," kata Ridwan.


Sementara ini salah seorang peserta, Nia Rahmianum mengatakan, dari pelatihan modul IV ini terungkap ada miskonsepsi guru terhadap konsep materi pembelajaran, seperti pada matematika tentang aljabar.


"Beberapa miskonsepsi pada aljabar, terutama definisi tentang koefisien dan konstanta, serta saat merubah bentuk aljabar menjadi bentuk cerita," kata Rahmi yang juga berprofesi sebagai guru di SMPN 4 Percontohan Aceh Tamiang.


Lain dengan Rahmi, Raudhatul Fuad, guru MIN Ulee Glee Pidie Jaya menekankan pentingnya pendampingan bagi guru pasca pelatihan di KKG/MGMP.


"Proses pendampingan tidak boleh menghakimi dan kita harus dapat menggring guru untuk menemukan kekurangannya serta guru didorong untuk membuat rencana perbaikan bagi peningkatan profesionalismenya," kata Raudhatul yang menekannkan hal-hal yang positif harus dikedepankan saat pendampingan.


Pelatihan ini memfokuskan pada 3 mata pelajaran (Mapel). Yaitu literasi/bahasa Indonesia, matematika, dan IPA. Miskonsepsi sering terjadi dalam pembelajaran matematika, sedangkan sulit mengajar kebanyakan teks berbasis fakta dan fiksi secara aktif dan keterbatasan penguasaan guru dalam mengajarkan 'membaca permulaan'  pada Mapel Literasi/Bahasa Indonesia.


Penyusun modul IV ini melibatkan para dosen dari 16 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mitra USAID Prioritas, antaranya Unsyiah dan UIN Ar Raniry.


"Pelibatan para dosen LPTK dalam penyusunan Modul ini agar setelah program USAID Prioritas selesai, para dosen dapat melanjutkan pengembangan modul pelatihan lainnya untuk guru yang lebih menekankan pada kegiatan praktik dan menggunakan pendekatan aktif," jelas Ridwan.


Saat ini Unsyiah sendiri sudah merencanakan membentuk Unit Pengembangan Layanan Pendidikan Dasar dan Menengah di bawah LP3M (Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin Mutu) Unsyiah sesuai dengan arahan Rektor. [Mas]

Bagikan:
KOMENTAR