BSI Ungkap Pentingnya Aceh dalam Pengembangan Perbankan Syariah


Rabu, 16 Juni 2021 - 17.51 WIB



Bank
 Syariah Indonesia (BSI) optimis bahwa keberadaan ekonomi syariah menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional. Hal ini ditunjang oleh integrasi aspek komersial dan sosial yang diterapkan oleh Bank Syariah dan menjadi model dalam membangun resiliensi ekonomi berbasis ekosistem halal.


Berdasarkan data OJK 2021, Chief of Economist PT. Bank Syariah Indonesia Tbk, Banjaran Surya Indrastomo menyampaikan perbankan syariah di Aceh memiliki share 8 persen terhadap total nilai industri perbankan syariah nasional. Untuk Aceh sendiri aset perbankan syariah mencapai Rp 48,90 Triliun (share 8,08 persen), dana pihak ketiga Rp 36,25 Triliun (share 7,67 persen) dan pembiayaan Rp 29,65 Triliun (share 7,48 persen). 


Adapun sektor unggulan di wilayah Aceh meliputi pertanian, perburuan, kehutanan, dan perikanan; pengadaan listrik, gas, air, pengolahan sampah, limbah, dan daur ulang; real estate dan jasa perusahaan; jasa pendidikan; dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial. 


Banjaran menambahkan ekonomi Aceh pada kuartal 2 tahun 2021 ini diperkirakan dapat tumbuh sampai 2,30 persen, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.


 “Stimulus pemerintah mulai dari PEN, relaksasi PPnBM, DP Pembiayaan KPR 0 persen, Insentif Pariwisata, serta relaksasi restrukturisasi nasabah terdampak covid-19 menjadi driving faktor pertumbuhan ekonomi di Aceh,” ujar Banjaran di Jakarta, Rabu (16/6/2021).


Dalam kesempatan ini juga, Bank Syariah Indonesia mendukung dan meresmikan Kopdar Gerakan Anak Muda Untuk Ekonomi Syariah (KOPDAR gaMEs). Yang diresmikan oleh Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) dan Rabu Hijrah yang juga dihadiri oleh Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Arief Rosyid Hasan.


“Masyarakat Aceh sebagai rolemodel penerapan Qanun Aceh merupakan masyarakat yang visioner sehingga harapannya Aceh dapat menjadi daerah strategis dan maju dalam penerapan ekonomi syariah. Didukung dengan pemerintah daerah serta pemuda–pemuda yang mengedapankan prinsip syariah,” papar Arief.


  
Hingga saat ini, BSI terus memperkuat layanan digital. Konsistensi ini berhasil mendorong peningkatan volume transaksi kanal digital BSI yang tercatat mencapai  Rp40,85 triliun pada Maret 2021. Kontribusi terbesar volume transaksi tersebut berasal dari layanan BSI Mobile yang naik 74,89 persen secara tahunan (yoy).


 
Dari sisi aspek sosial, ZIS sebagai instrumen syariah memiliki peran penting sebagai instrumen pemerataan pendapatan dan jaring pengaman sosial. 


Bank Syariah Indonesia bersama BAZNAS berkomitmen untuk meningkatkan optimalisasi zakat melalui penghimpunan dan penyaluran ZIS, kerjasama perbankan dan layanan counter untuk BAZNAS di seluruh Indonesia, kerjasama fitur smart donation, co-branding dan program promo, layanan standing instruction bagi nasabah untuk pembayaran ZIS, kerjasama layanan perbankan zakat ASN, kerjasama publikasi dan peningkatan literasi layanan ZISWAF dan kerjasama penyaluran zakat serta penyaluran CSR.





Sumber : IDXChannel.

Bagikan:
KOMENTAR