CISAH, Paparkan Fakta - Fakta Hubungan Aceh dan Turki Dalam Sejarah Dalam Acara Konvensyen Ketamadunan Dunia Di Kuala Lumpur


Minggu, 18 November 2018 - 20.36 WIB


KUALALUMPUR - Acara Konvensyen Ketamadunan Dunia 3.0 bertajuk "TURKI & ALAM MELAYU: Bicara Sebuah Kebangkitan" berlangsung di Auditorium DBKL Kuala Lumpur, 17 November 2018. Diselenggarakan oleh: GPTD (Grup Penjejak Tamadun Dunia)


Pada konvensyen tersebut, CISAH mendapatkan kesempatan untuk memaparkan sekilas tentang fakta-fakta hubungan Aceh dan Turki dalam sejarah. Dalam hal ini CISAH diwakili oleh Mawardi Ismail.


Dalam kesempatan Tersebut, Mawardi memperlihatkan makam Meurah Serdar Nuh yang berada di Gampong Alue Ngom Kecamatan Nibong - Aceh Utara. Dalam pemaparannya, Mawardi menyebutkan bahwa Makam yang bertarikh wafat 24 ramadhan 832 H / 1429 M tersebut memiliki gelar nama yang unik, yakni Sardar.


Sardar adalah sebuah ejaan Turki dari nama Persia yang bermakna Marsekal Lapangan atau sebuah gelar tertinggi dalam pangkat kemiliteran.


Selain inskripsi makam, mawardi dalam presentasi singkatnya juga memperlihatkan naskah surat Sultan Alauddin Mansur Syah kepada Sultan Abdul Majid Khan, khalifah Turki Utsmani di Istanbul. Itu adalah surat permintaan izin dari Sultan Aceh untuk menyerang Belanda di Batavia (bisa di baca selengkapnya di www.mapesaaceh.com).


Acara konvensyen (Seminar) berlangsung selama sehari, dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Diikuti oleh 400an peserta yang berasal dari berbagai kalangan di negara Malaysia.


Dan pada malam harinya juga masih ada serangkaian acara pentas seni Alam Melayu dan penganugerahan relawan GPTD yang di mulai pada pukul 20 sampai 22.30 (zona waktu Malaysia).


Ini adalah konvensyen yang ketiga, sebelumnya telah dilaksanakan acara konvensyen pertama pada tahun 2015, mawardi juga hadir  tim CISAH waktu itu.

Bagikan:
KOMENTAR