Rantai Pasok Bahan Pangan Harus Diawasi Demi Jaga Inflasi


Rabu, 05 September 2018 - 07.32 WIB


Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Agustus lalu terjadi deflasi 0,05% dibandingkan bulan sebelumnya atau month-to-month (mtm). Sementara secara tahunan atau year-on-year (yoy) inflasi 3,20%. 


Dengan begitu secara tahun kalender berjalan (ytd) atau selama Januari-Agustus 2018, inflasi tercatat sebesar 2,31%.



Kepala BPS Suhariyanto mengingatkan agar pemerintah waspada memantau rantai pasokan bahan pangan. Pasalnya, kendati Agustus mengalami deflasi, tetapi secara tahunan tetap inflasi. Terlebih lagi, pemerintah menargetkan besaran inflasi tahun ini 3,5% plus minus 1%.



Angka deflasi Agustus, terutama dipengaruhi oleh penurunan harga telur ayam, bawang merah, dan tarif angkutan udara. Sehingga sekalipun pemerintah mengklaim stok bahan pangan stabil atau berlebih, tetapi jika distribusinya tak diperhatikan, maka akan menimbulkan kelangkaan di masyarakat dan memicu kenaikan harga yang bisa mendongkrak angka inflasi. 



Apabila pemerintah menginginkan inflasi tahun ini di kisaran target 2,5-4,5%, ketiga komoditas pangan tersebut harus benar-benar dikawal.



"Situasi itu bisa memicu kenaikan harga. Sehingga perlu dimonitor dari waktu ke waktu," ujar Suhariyanto.



Rantai distribusi memang menjadi bagian penting penyebab fluktuasi harga dalam tata niaga pangan di Tanah Air. 



Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian Amran Sulaiman kerap menyampaikan rencana Pemerintah menyederhanakan rantai pasokan komoditas bahan pangan, untuk menghindari manipulasi harga di tingkat perantara maupun distributor.



Selain itu Menteri Amran juga pernah menyebut akan menindak tegas importir nakal yang menimbun stok bahan pangan. Contohnya yang dilakukan pada tiga tersangka pelaku penimbunan 182 ton bawang putih di Marunda, DKI Jakarta Mei lalu. Ketika itu ijin impor ketiganya langsung dicabut.



Untuk memastikan tidak ada penimbunan, Kementerian Pertanian telah membentuk Satgas Pangan sampai ke tingkat Polres sehingga dapat menjangkau setiap wilayah.



Terjadinya deflasi pada Agustus sebagai cermin terjaganya stabilitas kebutuhan pangan, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sejalan dengan upaya pemerintah yang ingin terus menjaga kepercayaan masyarakat dalam kondisi ketidakpastian global seperti saat ini.



"Pemerintah akan terus menjaga sumber penyebab inflasi dengan menjaga harga kebutuhan pangan, maupun berkoordinasi dengan otoritas moneter untuk menjaga pergerakan rupiah," pungkas Sri Mulyani. 


Sumber : detik.com
Bagikan:
KOMENTAR