Komnas Perempuan Minta Pengguna Cadar Tak Dicap Teroris


Jumat, 18 Mei 2018 - 22.06 WIB


JAKARTA - Komisi Nasional Perempuan mengimbau kepada masyarakat tidak memojokkan mengaitkan seluruh kaum hawa yang menggunakan cadar dalam kesehariannya dengan aksi teror.


Namun, mereka juga tidak bisa mencegah hal itu terjadi karena serangan teroris baru-baru ini melibatkan perempuan yang mengenakan cadar dalam aksinya.


"Masyarakat responsnya menurut saya, perlu juga bersikap tidak terlalu berlebihan sampai kemudian menatap sinis, atau bahkan mungkin kalau ada yang bercadar terus pergi," kata Komisioner Komnas Perempuan Riri Khariroh kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (18/5).


Menurut Riri, masyarakat tidak bisa menilai secara sepihak perempuan bercadar adalah bagian dari kelompok teroris. Masyarakat, kata dia, harus adil dan tidak lekas membuat penilaian sepihak terhadap seseorang hanya dari pakaian yang dikenakannya.


Walau erat dengan stigma kelompok tertentu, menurut Riri cadar juga merupakan bagian dari gaya berbusana. Dia meyakini tidak semua perempuan bercadar adalah bagian dari suatu kelompok garis keras atau radikal.


Riri menyatakan tidak sedikit perempuan yang menggunakan cadar memiliki kehidupan sosial yang baik dan bahkan berpikiran moderat, jauh dari prinsip kaum radikal.


Menurutnya memang perlu memberi pengetahuan kepada masyarakat supaya perempuan bercadar tidak selalu dikaitkan dengan kelompok teroris. Apabila hal itu tidak dilakukan dikhawatirkan justru muncul klaim yang bisa membahayakan kaum hawa yang bercadar.


"Itu butuh edukasi butuh pengertian karena justru akan menimbulkan stigma baru terhadap mereka. Sekarang stigma-stigma sudah ada sehabis bom Surabaya kemarin dan itu akan mengancam buat perempuan-perempuan yang menggunakan cadar," katanya.


Meski demikian, Riri menyatakan tidak bisa mencegah jika ada segelintir masyarakat mempunyai pemikiran negatif terhadap perempuan bercadar, setelah aksi teror. Sebab cadar juga menjadi simbol dan identitas penanda kelompok tertentu.


"Karena kelompok yang terlibat dalam aksi terorisme itu kebanyakan perempuannya menggunakan cadar, sehingga ketakutan dan juga stigma di masyarakat itu muncul," kata Riri.


Riri berharap para perempuan pengguna cadar bisa membuktikan kepada masyarakat kalau mereka tidak seluruhnya bagian dari suatu kelompok ekstrem. Menurut dia ada banyak cara bisa dilakukan perempuan bercadar membuktikan diri mereka sama saja dengan warga lainnya.


Contohnya menurut Riri, para perempuan bercadar juga harus bergaul. Menurut Riri dengan lebih membuka diri kepada masyarakat, niscaya cap negatif bisa luntur dengan sendirinya. Mereka juga harus menghindari sikap eksklusif.


"Misalnya datang ke acara-acara kegiatan masyarakat mulai dari arisan pengajian kalau anak muda biasanya ada kelompok pemuda. Termasuk pandangan-pandangannya melihat perbedaan, itu menghargai keragaman karena Indonesia negara yang beragam," kata dia.


Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin sempat meminta perempuan pengguna cadar memahami kondisi sebagian masyarakat saat ini, menyusul terjadinya rentetan serangan teror.


"Tentu bagi pengguna cadar itu sendiri, agar betul-betul bisa memahami situasi dan lingkungannya karena sekarang sebagian masyarakat kita ada semacam keresahan atau kekhawatiran, atau mungkin bahkan kecurigaan terhadap mereka-mereka yang menggunakan cadar," kata Lukman beberapa waktu lalu.


Sumber: cnn indonesia
Bagikan:
KOMENTAR