Musim Hujan Petani Abdya Kewalahan Panen Padi


Kamis, 07 September 2017 - 14.48 WIB


BLANG PIDIE – Para petani di Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), mengaku sangat susah memanen padinya, karena sejak tiga hari terakhir hujan dengan intensitas tinggi terus menerus menguyur daerah itu.

Ketua Kelompok Tani Sabe-Sabena, Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Kamaruddin di Blangpidie, Kamis menyatakan, banyak padi yang baru dipanen petani basah dan akhirnya dijual dengan harga murah. Ia berkata, hampir 50 persen petani di daerahnya memanen padi secara tradisonal. Tidak sedikit padi (gabah) yang telah selesai dipotong dan masih dilahan persawahan belum bisa diangkut untuk proses perontokkan karena masih basah tersiram hujan.
"Sekarang banyak padi yang sudah dipanen secara tradisonal oleh petani disawah belum bisa diangkut untuk dirontokkan dengan mesin power therser karena masih basah. Sementara hujan terus menerus turun, bagaimana kita jemurnya," ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, banyak juga petani yang memanen tanaman padinya dengan menggunakan combine (alat panen modern) hasil produksinya terpaksa dijual dengan harga murah, karena petani khawatir gabah yang baru dipanen akan berubah menjadi kecambah.
"Kalau tidak kami jual terus, gabahnya dalam waktu singkat tentu akan berubah menjadi kecambah. Jadi, dari pada kami petani rugi besar, mendingan kami jual terus pada pedagang, walaupun dibayar dengan harga murah," ujarnya. Kepala Bidang Produksi pada Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, Hamdan saat dikompirmasi mengatakan, luas areal sawah yang kini sedang memasuki musim panen raya padi MT Gadu 2017 di daerahnya sekitar 12 ribu hektare lebih yang tersebar di seluruh pelosok pedesaan dalam 9 kecamatan.
Dari jumlah tersebut, lanjut dia, sekitar 70 persen tanaman padi di areal persawahan sudah selesai dipanen sebelum memasuki hari raya Idul Adha, atau sebelum musim hujan tiba. "Untuk sementara ini belum ada informasi banjir yang menghanyutkan padi petani, karena begitu setelah dipanen dengan combine, hasil produksi langsung diangkut ke mobil untuk dibawa pulang ke rumahnya masing-masing," katanya. (ant/H88)
Bagikan:
KOMENTAR