Pemuda Sebagai Aset Bonus Demografi Indonesia


Rabu, 16 Agustus 2017 - 10.47 WIB


PEMUDA sebagai entitas sosial pada prinsipnya memberikan kecenderungan terhadap, abstraksi nyata dalam menggali lebih lanjut proyeksi massa depan suatu negara, pada prinsipnya realitas keberadaan pemuda berperan dalam mengambil langkah perubahan dan tanggung jawab sosial terhadap realisasi kehidupan berbangsa dan bernegara pada saat ini.


Indonesia dengan jumlah total populasi sekitar 255 juta penduduk, tentu menegasikan Indonesia sebagai negara berpenduduk terpadat nomor empat di dunia.


Kalau kita mencoba mengulas tentang konsepsi bonus demografi, tentunya banyak para pakar pun tentunya mulai berspekulasi dan memprediksi ekses pertumbuhan penduduk kita. dikarenakan hal tersebut menjadi sebuah fenomena dan ancaman yang terkonfirmasi dengan semakin meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun.


Berbicara persoalan bonus demografi tentu pada hakekatnya merupakan rekaman tentang kondisi di mana angka penduduk pada level produktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tidak produktif.


Kalau kita mencoba menggunakan pendekatan kriteria badan Pusat statistik, maka pada dasarnya penduduk di Indonesia dikategorikan dari faktor usia yang di kelompokan menjadi dua bagian besar yakni usia produktif dan usia tidak produktif. Dimana usia produktif membentang dari kisaran 15-64 tahun. Sedangkan usia tidak produktif di bawah umur 15 tahun dan atau di atas usia 65 tahun.


Dirkursus mengenai penduduk pada tataran usia produktif tentu ada kaitan eratnya dengan keberadaan pemuda itu sendiri. Bagaimanapun juga pemuda sebagai suatu konsepsi pembaharu memiliki rentang usia tertentu, yang di korelasikan dengan muatan penduduk usia produktif. Sebap pemuda di belahan negara di dunia terutama di Indonesia memiliki peran sebagai kekuatan sosial kontrol, kekuatan moral dan tentunya sebagai agen perubahan di suatu negara.


Indonesia sudah mengalami bonus demografi semenjak tahun 2012, menurut perhitungan puncaknya ada pada tahun 2028-2030. Diperkirakan proporsi penduduk usia produktif dapat meningkat hingga 68,1% di tahun 2028-2030. Hal ini berarti jumlah penduduk usia tidak produktif yang ditanggung oleh 100 orang usia produktif yakni berkisar 46,9%.


Fenomena ini menjadi potensi yang luar biasa dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Eropa dan Amerika telah mengalami fenomena ini dan berhasil memanfaatkannya. Beberapa negara lain yang telah mengalami fenomena bonus demografi dan mampu memanfaatkannya diantaranya Thailand, Taiwan dan Korea yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 10-15% (hukumonline.com).


Sebagaimana yang telah diisyaratkan sebelumnya bahwa bonus demografi menjadi pernyataan umum dari konsep yang sangat sulit diuraikan. Sehubungan dengan paradigma paradigma ilmiah yang terbangun, yang pada prinsipnya mendasari dan mewakili keberadaan generasi pemuda itu sendiri dalam mendesain dan mencoba memanggungkan indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak sebagai bagian dari Bonus Demografi yang potensial dan berkelanjutan.


Urgensi persoalan bonus demografi sudah menjadi perhatian pemerintah indonesia, Presiden mengupayakan kesadaran nasional yang merupakan bagian dari program nasional NAWACITA. Dalam arah kebijakan nasional. 


Kebijakan ini sudah mulai dialih fungsikan dan diterjemahkan oleh pemangku kebijakan nasional di jajaran departemen, dengan memulihkan langkah sinergitas dan melakukan sinkronisasi kebijakan masing-masing dengan pendekatan bonus demografi.


Berdasarkan jajak pendapat sembari mengiyakan bahwa adanya pertimbangan pertumbuhan pembangunan nasional, maka seyogyanya keberadaan komponen sosial kemasyarakatan dalam hal ini pemuda perlu mempersiapkan kualitas sumberdaya manusia indonesia (Softskill), sekaligus membuka diri serta berinteraksi menanggapi wacana bonus demografi.


Dalam orientasinya tentu pemahaman bonus demografi harus dilihat secara menyeluruh dan mengarah pada meningkatnya pemenuhan prioritas pembangunan penduduk yang di fokuskan buat pembangunan manusia Indonesia.


Oleh Syaf Lessy (Aktivis muda Maluku)
Bagikan:
KOMENTAR