MEDAN - Dalam rangka memperingati hari kartini, Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) menggelar rangkaian kegiatan pojok baca sekaligus ulang tahun yang ketiga SPAK Area Sumatera Utara, di Taman Biro Rektor USU, Minggu(23/4/2017).
Acara yang dihadiri berbagai komunitas dan Komisi I DPR RI, Meutya Hafid ini berlangsung dalam beberapa rangkaian acar, diantaranya syukuran ulang tahun SPAK, pemotongan tumpeng oleh Meutya Hafid, penyerahan perlengkapan anti korupsi kepada agen anti korupsi di UIN SU, juga penandatanganan komitmen 'Aku Mau' jadi perempuan Anti Korupsi.
Berangkat dari keprihatinan sebuah survey yang dilakukan KPK pada tahun 2012 – 2013 di Solo dan Jogjakarta, Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) akhirnya dibentuk.
Studi ini menyajikan fakta ternyata hanya 4% orang tua yang mengajarkan kejujuran pada anak-anaknya. Kejujuran yang dimaksud adalah tentang bagaimana orangtua mengaitkan nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari dengan bentuk perilaku koruptif seperti halnya mencontek.
"Ini contoh gerakan masyarakat yang aktif untuk berpasrtisipasi dalam proses demokratisisasi dan proses pembangunan.
Tiga hal yang saya kagumi dari kegiatan ini, pertama jarang masyarakat mau terlibat langsung dalam kegiatan ini. Kedua yang diusung itu anti korupsi, dan yang ketiga pengusungnya para perempuan," kata Komisi I DPR RI, Meutya Hafid.
Meutya mengatakan,perempuan memiliki peran penting di keluarganya. Hal inilah mengapa KPK melahirkan program 'Saya Perempuan Anti Korupsi'. "Saya fikir ini merupakan hal yang sangat strategis, perlawanan anti korupsi dilakukan oleh perempuan," ujarnya.
Menariknya, pojok baca yang digelar setiap hari minggu di taman biro rektor USU ini, menyediakan permainan baik dari anak-anak hingga dewasa dengan mengusung tema anti korupsi. Meutya juga berpartisipasi menyerahkan beberapa buku karyanya kepada SPAK dan pojok baca Forhati.
Meutya Hafid berharap, semua elemen masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan anti korupsi ini. "Saya berharap agar kegiatan seperti ini apalagi ini diusung oleh para perempuan, mendapat dukungan yang lebih baik lagi.Gerakan seperti ini wajib diapresiasi, dengan cara turut bergabung dalam kegiatan SPAK," pungkasnya.
Acara yang diinisiasi SPAK bekerjasama dengan Forhati Sumut ini, diharapkan dapat memberi edukasi sekaligus mengajak semua orang untuk terlibat dalam gerakan anti korupsi khususnya perempuan.
Peranita Sagala selaku ketua panitia acara, mengatakan gerakan SPAK efektif dalam melakukan penyadaran sejak dini perilaku koruptif di sekitar kita.
"Peran perempuan sebagai ibu dan anggota masyarakat, memberikan dampak luas bagi pencegahan Korupsi. Gerakan ini mudah dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Seperti motto gerakan SPAK yaitu dimulai dari diri sendiri dan sekitar kita. Jika gerakan ini didukung kita optimis, Indonesia dapat menghapus korupsi yang saat ini telah sangat merusak," pungkasnya (harian88).