LHOKSUKON - Ibu tua itu terduduk diam di pintu rumah gubuknya yang hanya berukuran 3x4. Saat tamu datang menghampiri kediamannya iapun bergegas merapikan diri, mengambil sisir untuk merapikan rambutnya. Dengan senyum sumringah ia mempersilahkan tamunya untuk masuk ke istana kecilnya itu.
Namanya adalah Halimah, usianya sudah lanjut ke 70 tahun. Ia tercatat sebagai warga Desa Keutapang, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara. Pasca suaminya meninggal dunia, ia melawan kemiskinan digubuk tua itu dengan seorang diri. Tiga orang anaknya sesekali datang melihat kondisi sang ibu.
Tamu yang berbaik hati datang untuk mengambil dokumentasi gubuk Halimah. Kondisi gubuk kian memprihatinkan, saat hujan mengguyur kawasan tersebut Halimah terpaksa bersembunyi disudut dinding yang hanya menyisakan atap beberapa meter saja. Sangat miris, kondisi rumah nyaris sama dengan gubuk di persawahan.
Berkat bantuan tamu yang berbaik hati itu, gubuk Halimah disulap menjadi gubuk yang layak ditempati meski hanya bertahan waktu satu tahun saja, mungkin..! Tamu dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Lhoksukon bekerjasama dengan warga setempat untuk membangun gubuk Halimah. Meski tak seberapa, gubuk tersebut diprediksi mampu bertahan satu tahun.
“Kondisi rumah Halimah sangat memprihatinkan, saya sudah mencoba untuk mengajukan permohonan agar mendapatkan rumah yang layak untuk nek Halimah ini, namun belum membuahkan hasil. Jadi tanpa menunggu lama maka kami bersama KNPI Lhoksukon mengumpulkan biaya membangun rumah Halimah ini,” ujar Geuchik Desa Keutapang, T. M. Nuryadin didampingi Ketua KNPI Lhoksukon, Muhammad Reza Fahlevi saat menyambangi kediaman Halimah, Rabu.
Prihatin atas kondisi Halimah, warga terkadang memberikan segumpal makanan untuknya. Warga sangat berharap ada rasa belas kasihan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, apalagi Desa Keutapang merupakan desa yang berdekatan dengan komplek perkantoran Aceh Utara.
Selaku Ketua KNPI Lhoksukon, Muhammad Reza Fahlevi berharap kepada Pemerintah setempat untuk memperhatikan nasib Halimah yang kini hidup sebatangkara melawan kemiskinan. Menurutnya sangat penting demi kenyamanan Halimah saat musim hujan dan panas.
“Kondisi nek Halimah sangat memprihatinkan, nasibnya perlu diperhatikan. Rumahnya semacam gubuk, hanya sedikit menyisakan atap daun rumbia akibat dimakan usia yang begitu lama. Sementara mengatasi persoalan itu, kami mengumpulkan biaya membangun rumah Halimah, dan alhamdulilah sudah terbangun,” ucap Reza.
Akan tetapi menurut Reza yang juga tokoh pemuda dan pengusaha kontruksi tersebut, rumah gubuk yang dibangun secara swadaya mungkin hanya bertahan satu tahun. Sebab, lantai rumah hanya beralaskan batang pohon pinang, berdinding triplek dan beratap daun rumbia. Untuk itu ia berharap kepada Pemerintah untuk memperhatikan kondisi Halimah.***