Medan– Banjir bandang melanda Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dan Kota Padangsidimpuan baru-baru ini, dinilai tidak terlepas dari maraknya aksi perambahan hutan di daerah tersebut .
"Belum lagi hilang dalam ingatan kita kasus banjir bandang di Padangsidimpuan yang menelan banyak korban, yang sampai saat ini belum bisa diungkap secara jelas apa penyebabnya.
Kini beberapa hari lalu, terjadi lagi banjir bandang di Kotanopan Madina, sehingga membuat masyarakat dilanda kecemasan akibat bencana tersebut,"kata Anggota DPRD Sumut dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmadan Harahap kepada Harian88.com melalui pesan WhatsApp di Medan, Sabtu (29/4/2017).
Ahmadan mengaku yakin bahwa terjadinya banjir bandang di Kotanopan Madina tidakdk terlepas dari semakin maraknya perambahan hutan yang sudah berlangsung lama.
Namun wakil rakyat dari daerah pemilihan Kabupaten Madina, Tapsel, Palas, Paluta dan Kota Padangsidimpuan ini , mengaku prihatin melihat kondisi selama ini (perambahan hutan) yang terkesan adanya pembiaran dari aparat hukum untuk melakukan penindakan terhadap pelaku parambah hutan tersebut.
"Sehingga berakibat bencana banjirlah yang dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu kita meminta agar aparat hukum dan pemerintah segera menangkap dan memberhentikan seluruh kegiatan para perambah hutan yan ada di Kabupaten Madina," kata Wakil Ketua Komisi E membidangi Kesejahteraan, Tenaga Kerja dan Sosial ini.
Hal itu penting, lanjut dia, agar kedepannya diharapkan tidak ada lagi banjir bandang yang menelan korban masyarakat Kabupaten Madina. Untuk itu, Ahmadan juga minta kepada masyarakat, apabila ada melihat pelaku perambah hutan agar segera melaporkan kepada aparat hukum maupun pemerintah.
"Dan terakhir kepada pemerintah kita minta supaya segera menangani korban banjir bandang tersebut. . Sehingga penderitaan dan kesedihan mereka alami tidak semakin berlarut , sehingga masyarkat bisa bangkit kembali,"sebutnya. (harian88).