Petani Terampil di Indonesia Baru 2,1 Juta Orang


Kamis, 16 Maret 2017 - 09.53 WIB


JAKARTA – Kementerian Agraria dan Tata Ruang mencatat dari jumlah petani subsisten atau petani swasembada, yang masuk kategori terampil baru sekitar 2,1 juta orang. Untuk memperbesar jumlah petani terampil, pemerintah merasa perlu mempercepat transformasi sektor pertanian.


Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Sofyan Djalil mengatakan, setidaknya ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi untuk mempercepat sektor pertanian. Di antaranya ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya faktor produksi, yaitu tanah dan petani terampil, ketidakseimbangan dalam berbagai tanaman yang ditanam, dan inefisiensi dalam pengolahan pasca panen dan logistik.


Sofyan melanjutkan, masalah sumber daya tanah berasal dari kenyataan bahwa produksi pangan terkonsentrasi di Pulau Jawa yang memiliki tanah paling subur, jaringan irigasi terbaik, serta punya proporsi tertinggi angkatan kerja terampil di negara ini.


"Sistem distribusi untuk produk makanan lebih berkembang daripada di luar Jawa karena jarak dekat relatif dari sumber produksi ke pasar akhir," ujarnya pada acara Responsible Business Forum (RBF) on Food and Agriculture 2017 di Jakarta.


Meski begitu, kata Sofyan, Pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya dengan kepemilikan lahan individu kurang dari 0,3 hektare per kapita. "Tren pertumbuhan konversi lahan untuk proyek-proyek industri dan perumahan membuat lahan pertanian baru sulit atau mahal untuk men emukan," imbuhnya.


Sofyan menuturkan, saat ini sektor pertanian Indonesia masih memilih untuk memproduksi beras daripada ta nam an lain. Di antara tiga tanaman pangan utama, padi telah menerima prioritas tertinggi dalam hal kebijakan pangan nasional, dua lainnya adalah jagung dan kedelai. [detik]
Bagikan:
KOMENTAR