Kembali mahal, jual 2 Kg cabai di Makassar baru laku dua hari


Minggu, 12 Maret 2017 - 14.27 WIB


MAKASAR - Harga cabai kecil segar di pasar-pasar tradisional di Makassar kembali melambung. Harga normalnya Rp 35.000 - Rp 45.000 per kilogram namun sejak Desember 2016, harganya terus naik hingga mencapai Rp 100.000 per kilogram tepatnya Januari lalu.


Harga sempat turun menjadi Rp 70.000 Rp 90.000 per kilogram namun hanya beberapa hari saja dan kini kembali bertahan di kisaran harga Rp 100.000.


Di pasar Terong misalnya, cabai kecil segar itu seharga Rp 120.000 per kilogram. Harga yang sama juga tejadi di pasar Sungguminasa, Kabupaten Gowa.


Mira, (35), salah seorang penjual sayur mayur di pasar Panakkukang, di JL Toddopuli, Makassar saat ditemui, Kamis pagi, (9/3), menyebutkan dia beli cabainya di pasar Sungguminasa itu seharga Rp 120.000 per kilogram untuk dijual kembali. Karena mahalnya, maka dia pun menjualnya juga dengan harga lebih mahal dari harga sebelumnya agar tidak menderita kerugian.


"Satu tempat-tempat seperti ini saya jual Rp 5.000," ujar Mira seraya menunjukkan wadah kecil seperti penutup botol obat yang isinya campuran cabai merah dan yang masih hijau kira-kira 15 biji hingga 20 biji saja.


Mira mengungkap, jika sebelumnya dia beli 5 kilogram cabai langsung habis terjual dalam sehari, kini 2 kilo saja sampai dua hari baru habis terjual. Mira mengeluhkan pembeli yang kian berkurang tiap harinya sejak harga cabai mahal. Kata ibu tiga anak ini, pernah harga cabai segar itu turun Rp 90.000 per kilogramnya tapi itu hanya beberapa hari dan kini harganya kembali merambat.


Salah seorang penjual sayur mayur yang ditemui juga di di pasar Panakkukang mengatakan, dia membeli cabai di pasar Terong. Harganya Rp 120.000 per kilogram. Lalu per kilogramnya itu dijual dalam bungkusan plastik kecil isinya 15 hingga 20 biji cabai seharga Rp 5.000 per bungkus.


"Pernah ada pembeli saya yang marah-marah. Kata dia, tidak begitu caranya kalau mau untung, pasang harga mahal sekali. Saya katakan, saya jual mahal bu karena saya belinya juga mahal," tutur penjual sayur mayur ini seraya menolak sebut namanya. [merdeka]
Bagikan:
KOMENTAR