Sejumlah Petani Semangka Di Aceh Menjerit, Akibat Gagal Panen dan Harga Jual Menurun.


Selasa, 08 Juni 2021 - 20.48 WIB



PIDIE JAYA
- Karena kearifan lokal masyarakat di beberapa Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, mereka memanfaatkan lahan sawah jelang musim tanam gaduh untuk melakukan penanaman semangka.


Namun kali ini puluhan petani Semangka di kawasan Desa Keurisi Meunasah Lueng, Kecamatan Jangka Buya, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, mereka menjerit, pasalnya kali ini mereka mengalami gagal panen total serta merugi.

Tanaman semangka yang baru berumur sekitar satu bulan setengah ini, kini dalam kondisi buah nya membusuk serta tanaman nya mulai layu akibat terus menerus hujan deras selama ini sepekan terakhir.

"Ini tanaman semangka nya kami tanam pada pertengahan bulan puasa kemarin, biasa nya masuk masa panen setelah berumur dua bulan, namun kini tinggal menunggu sekitar lima belas hari lagi, tetapi semangka nya sudah membusuk," sebut Ridwan.

Seharus nya tempo panen semangka ini di perkirakan sekitar lima belas hari lagi, tetapi rata- rata semua tanaman semangka pada mati layu dan buah nya membusuk menjelang masuk masa panen.

Maka di perkirakan hampir rata-rata petani Semangka kali ini mengalami kerugian total akibat tak sempat panen buah semangka sudah membusuk, hampir setiap pagi para petani harus memetik semangka yang busuk dan membuang ke saluran.

"Setiap pagi itu petani di sini menyisir tanaman nya untuk melihat buah buah yang busuk dan membuang nya, di petik agar buah buah lain agar tak ikut busuk, bahkan sebagian petani terpaksa panen lebih awal," terangnya.

Namun hal yang sama juga di sampaikan oleh Fahmi seorang petani Semangka, menyebutkan bahwa dirinya kali ini mengalami kerugian sekitar lima jutaan, di karena dia menanam seluas satu hektar tanaman semangka di lahan sawah.

"Semangka saya masih berumur satu bulan setengah sedangkan buah nya pun masih kecil kecil, kalau pun di petik tak akan laku di jual, tanaman pun banyak yang sudah layu,"terang nya.

Namun sayangnya lagi, harga jual semangka pun menurun di Aceh selama pandemi covid-19 dimana peminat berkurang, satu kilogram semangka non biji di jual dua ribu rupiah, semangka berwarna kuning juga dua ribu rupiah perkilo gramnya, begitu juga dengan semangka biji hanya di jual seribu dua ratus rupiah perkilo gramnya.

Petani berharap ada nya perhatian pemerintah setempat maupun pemerintah pusat agar membantu modal penanaman kembali semangka mereka, di karenakan pun selama ini mereka mengaku tak pernah di bantu oleh pemerintah.

"Kami hanya butuh modal bibit dan pupuk saja, selama ini kami hanya mengeluarkan modal sendiri sedangkan pemerintah tak pernah memberikan kami bantuan bibit, apalagi selama ini kondisi perekonomian masyarakat petani sedang morat Marit karena imbas dari pada pandemi covid-19," terang Fahmi dan Ridwan. 

Sementara itu kepala dinas pertanian dan pangan Pidie Jaya, drh.Muzakir, membenarkan bahwa pihaknya selama ini tak pernah menyalurkan bibit semangka bantuan untuk petani di kawasan Kecamatan Jangka Buya, di karenakan itu petani musiman.

"Data di kami luas penanaman semangka sekitar dua ratus hektar di jangka buya, dua ratus lima puluh enam hektar untuk seluruh Pidie jaya, yang paling luas berada di Kecamatan Jangka Buya dan Kecamatan Trienggadeng," jelasnya.

Namun dia mengakui bahwa harga jual semangka terus menurun selama ini di duga selain akibat covid -19 juga karena pengaruh nya hujan terus menerus di Aceh selama ini.

"Jadi terkait dengan harga pasar ini sebenarnya sudah menyangkut dengan dinas perdagangan, semua hasil komoditi itu mereka yang seharusnya membantu harga pasar, sedangkan tugas dinas pertanian yang pertama peningkatan produksi, saat ini memang informasi harga semangka menurun mungkin karena pengaruh hujan," sebut Muzakir. (Red)
Bagikan:
KOMENTAR