Kebun Wanita yang Ditelan Ular Piton Terkenal Sebagai Daerah Angker


Minggu, 17 Juni 2018 - 12.55 WIB


Ular yang menelan wanita di Muna, Sulteng. Foto: Net
SULTENG - Wa Tiba (54) wanita yang ditemukan di dalam perut ular piton di Desa Persiapan Lawela Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (15/6/2018)) terbilang berani mengambii resiko. Ternyata, petani yang sudah lanjut usia itu membuka lahan kebun di sekitar lokasi sarang ular.


Menurut informasi warga di sekitar lokasi korban ditemukan, sering terlihat ular piton berkeliaran. Ular-ular ini bahkan sering berusaha memangsa hewan berukuran besar seperti sapi.


"Pernah ada sapi milik warga yang dipelihara di sekitar lokasi itu nyaris ditelan ular sekitar enam bulan lalu," ujar Kepala Desa Persiapan Lawela, Faris.


Malah, menurut Faris, ular yang dilihat warga saat itu berukuran lebih besar dari ular yang memangsa Wa Tiba. Warga menduga, lokasi bebatuan gamping yang memiliki rongga-rongga di wilayah itu ditinggali kawanan ular piton.


Kata Faris, warga desa lainnya sering membunuh ular dengan ukuran yang lebih kecil di sekitar rumah mereka. Lokasinya juga tidak begitu jauh dari kebun korban yang tewas ditelan ular.


"Lokasi berkebunnya korban memang angker dan dijauhi warga sekitarnya. Hanya dua orang yang berani disitu," ujar Faris.


Warga lainnya yang memiliki kebun di sekitar lokasi tempat korban di perut ular piton diketahui bernama La Haruni. Jaraknya sekitar 500 meter dari korban ditemukan.


Lokasi Angker, Petani Lain Pilih Menjauh


Camat Lohia, Hajar Sosial mengatakan lokasi tempat korban ditemukan tewas ditelan ular dikenal warga sekitar cukup angker. Sebab, sejumlah kejadian yang dianggap warga tidak masuk akal terjadi di wilayah itu.


"Pernah ada orang hilang, perempuan. Pernah juga ada orang yang meninggal tiba-tiba di wilayah itu," ujar Hajar Sosi.


Hajar mengatakan, korban yang meninggal tiba-tiba itu terlihat warga tewas tergantung. Saat ditemukan, warga berjenis kelamin laki-laki itu terlilit di pohon enau oleh sarung yang dipakainya.


"Memang, warga lain menjauh. Tapi, mau diapakan karena memang lokasi itu dijadikan korban sebagai tempat menanam jagung," ujar Hajar Sosi.


Soal ular, Hajar Sosi menduga daerah itu banyak dihuni kawanan ular. Pasalnya, ada beberapa lokasi bebatuan berbentuk gua yang kemungkinan berisi hewan melata.


"Memang banyak, sebab pernah warga juga melihat ular yang lebih besar ukurannya dari yang memangsa korban," ujar Hajar Sosi.


Pesan Terakhir 


Sebelum pergi meninggalkan rumah, Kamis (14/6/2018) korban ternyata sempat menitip pesan pada anak perempuannya. Korban mengatakan, akan kembali untuk membuat lapa-lapa, panganan untuk merayakan Idul Fitri.


"Dia bilang akan ke kebun dulu, setelah itu baru pulang akan membuat lapa-lapa. Ternyata, dia tak kembali sampai pagi," ujar Camat Desa Lohia, Hajar Sosi.


Hajar mengatakan, setelah warga langsung turun mencari setelah korban dilaporkan hilang. Apalagi, warga sudah curiga atas laporan adik kandung korban La Miranda.


"Dicari sama adik kandungnya, ternyata yang ditemukan hanya parang dan sendal korban di dalam kebun," kata Hajar Sosi.


Saat La Miranda memeriksa lokasi, ada semacam jejak ban mobil di dalam kebunnya. Selain itu, rerumputan di sekitaran parang dan sendal korban dalam keadaan teracak-acak.


"Tapi La Miranda langsung kembali ke kampung memanggil warga karena memang dia tidak melihat kakaknya saat itu, " ujar Hajar Sosi.


Sumber: Liputan6
Bagikan:
KOMENTAR