T. Nausa: Tragedi Meledaknya Sumur Minyak Harus Jadi Pembelajaran


Jumat, 27 April 2018 - 12.26 WIB


BANDA ACEH - Tragedi meledaknya sumur minyak di Desa Pasir Putih Kecamatan Rantau Peureulak Kabupaten Aceh Timur, yang merenggut 18 nyawa telah menyisakan luka yang mendalam bagi Aceh terutama para keluarga korban yang ditinggalkan.


Teuku Nausa, putra Peureulak Aceh Timur yang berprofesi sebagai pengusaha di Jakarta menyampaikan belasungkawa atas tragedi meledaknya sumur minyak yang telah merenggut belasan jiwa dan mengakibatkan puluhan lainnya luka-luka.


"Sebagai putra Peureulak, saya menyampaikan belasungkawa dan turut berduka atas musibah yang sedang menimpa warga Rantau Peureulak. Semoga keluarga korban yang ditinggalkan dapat menghadapinya dengan sabar dan tabah," ujar Teuku Nausa.


Kepada Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Timur dan stakeholders terkait lainnya dapat menjadikan peristawa tersebut sebagai pelajaran. Pemerintah Aceh kiranya perlu membuat regulasi sehingga tidak ada lagi sumur minyak ilegal yang dikelola tanpa peduli dengan standar regulasi keamanannya.


"Untuk menghindari terulangnya lagi peristiwa yang sama, Pemerintah Aceh harus membuat regulasi yang tentunya dengan memperhatikan keberpihakan kepada masyarakat. Pemerintah Aceh harus berfikir bagaima cara agar tambang minyak ilegal tidak lagi beroperasi, tapi di sisi lain masyarakat setempat tidak kehilangan pekerjaannya," imbuh Nausa.


Wasekjen DPP Garda Pemuda NasDem ini juga meminta Kementerian ESDM untuk mengawasi keberadaan sumur pengeboran minyak yang ada di seluruh Indonesia, tanpa terkecuali di Aceh. "Ini penting untuk menjaga kekayaan negara dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang mendiami lokasi sumur minyak," kata Nausa.


Ia juga meminta PT Pertamina agar tidak lepas tangan atas tragedi meledaknya sumur minyak di Aceh Timur. "Meski sumur pengeboran tersebut yang dikelola masyarakat secara ilegal akan ditutup, Pertamina tidak boleh lepas tangan begitu saja. Pertamina memiliki kewajiban dan tanggung jawab moral atas kejadian itu," sebut Nausa.


Alumni Dayah Tanoh Mirah Bireuen ini juga meminta semua pihak di Aceh, terutama masyarakat agar menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran.


"Masyarakat harus tahu tentang standar regulasi keamanan setiap pekerjaan, sehingga standar keselamatan tetap terjaga," pungkas Nausa.(ril/ks)
Bagikan:
KOMENTAR