PMII dan Panwaslu Gelar Diskusi Millenial dalam mengawal Pemilu 2019


Senin, 28 Januari 2019 - 10.57 WIB


LHOKSEUMAWE – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Lhokseumawe mengadakan Diskusi Fokus Kelompok bertajuk "Peran Generasi Millennials dalam Mengawal Pemilu 2019" yang dilaksanakan di Taufik Kupi 2 Lhokseumawe pada Minggu (27/01) Kemarin. Kegiatan itu terselenggara atas kerjasama PMII dengan PANWASLU Kota Lhokseumawe.



Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh Ketua Cabang HMI Lhokseumawe-Aceh Utara, Ketua LMND, IMM Lhokseumawe, SMUR Lhokseumawe, BEM Unimal, DEMA IAIN Lhokseumawe, BEM Politeknik, PC PMII Aceh Utara dan PKC PMII Aceh.


Ketua PC PMII Lhokseumawe Reza Rizki mengatakan, bahwa kegiatan ini berangkat atas keresahan kaum milenial akan perannya pada Pemilu serentak yang akan datang.



"Upaya ini menjadi ajang pembuktian bahwa kaum milenial juga memiliki peran dan kontribusi pada Pemilu. Cara berpolitik kaum muda sudah tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional, trradisi media sosial dan internet selalu menjadi sumber pencarian millennial terhadap politik, ini butuh pengawasan dan bekal. Kami berharap agar kegiatan ini mampu memperkuat kesadaran kaum muda terhadap perannya dalam PEMILU 2019 dan tidak muda fanatik. " paparnya.



Kami ingin semua kita tumbuh menjadi masyarakat aktif dan sadar akan Pemilu, Kaum muda hari ini telah bertransformasi dengan tidak sekedar menjadi objek potensial, tapi juga subjek yang bertanggung jawab menjaga dan memantau PEMILU, maka atas dasar itu kami PMII bersama pengurus organisasi mahasiswa diwilayah Kota Lhokseumawe kami sepakat ambil bagian dalam mengawal jalannya PEMILU 2019 ini, Ungkap Reza Rizki


Kemudian T. Zulkarnaeni, Ketua Panwaslu Kota Lhokseumawe menyampaikan bahwa 45% DPT di Indonesia adalah suara millennial, artinya peran millennial dalam Pemilu 2019 sangatlah penting dalam peta perpolitikan, upaya sosialisasi ini merupakan langkah yang baik untuk memberikan rule model kepada ketua-ketua organisasi mahasiswa yang bertanggung jawab terhadap sikap dan arah gerak anggotanya yang notabene sebagai generasi muda millenial dan pemilih pemula.


Harapannya, PMII selaku pemantau pemilu ditingkat Nasional, daerah maupun tingkat daerah harus mampu menjadi stakeholder terdepan dalam menggiring generasi millennial yang sudah terlanjur tersesat kedalam politik sehat dan cerdas, tidak gagap dan latah dalam menyikapi “keberpihakan” yang selalu dijual oleh para konstestan politik.



"Jika sosialisasi tentang pemilu terus digaungkan, hal ini diharapkan akan mampu mencegah terjadinya golput, menggiring pemilih agar memilih yang benar dan pengetahuan untuk mencegah dan menangani permainan politik yang mungkin terjadi,jadi pesan saya untuk generasi muda Jangan hanya berpolitik dengan mutu dan berkualitas, tapi berpolitiklah secara halal dan bersih " ujarnya diakhir penyampaian materi diskusi.



Terkait Perilaku Masyarakat muda dalam menyikapi berita di media sosial, Teuku Kemal Pasha yang juga merupakan Pakar Antropolog Aceh  mengatakan, “Masyarakat Aceh kita tidak terbiasa dengan budaya literasi, melainkan dominan dengan budaya tutur, sehingga arus pengaruh media sosial tidak bisa dibendung”. ungkapnya.



 “Pemikiran intoleran, radikalisme, dan terorisme saat ini telah menjadi virus yang mewabah dan menjangkiti generasi muda yang banyak ditularkan melalui media sosial dan internet. Di satu sisi, Masyarakat di Aceh khususnya Pemuda dominan dengan budaya tutur, sehingga arus pengaruh media sosial tidak bisa dibendung literasi digital generasi millennial masih rendah sehingga potensi dan kerentanan bagi generasi muda terpapar virus tersebut sangat tinggi,’ tambahnya
Sementara Ruslan, yang juga ketua PKC PMII Aceh menegaskan bahwa mahasiswa harus tegas membasmi segala aktifitas “Money Politic” yang hari ini mejadi penyakit dimasyarakat, hal ini disebabkan etika berpolitik yang telah bergeser dimasyarakat sehingga timbul Aneukdot, “Pileh lon, Cok Peng” . ini merupakan hasil pengamatan kita dilapangan. Tidak adalagi kepercayaan public terhadap kontestan politik, terutama calon legislative.



Diskusi tersebut berjalan kondusif dan aktif, setiap peserta yang memaparkan ide dan gagasan serta pertanyaannya terus mendapat respon dari narasumber.



Kita Pemuda yang berafiliasi didalam PMII, HMI, LMND, IMM, SMUR maupun BEM diwilayah Lhokseumawe harus focus menjadi garda terdepan dalam membentengi generasi muda dari arus rimba media sosial, Kita satu meja hanya beda cangkir: Ungkap Reza Rizki dalam closing statement pada diskusi tersebut seraya mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang hadir, (Rel/Rj)

Bagikan:
KOMENTAR